Pasalnya, pertandingan Arema FC vs Persebaya itu hanya dihadiri oleh Aremania.
Lebih lanjut, Haris Pertama juga menyinggung efek gas air mata yang digunakan aparat kepolisian.
Ia mengungkapkan, banyak korban yang ditemuinya mengalami sakit pada mata hingga berwarna merah seperti darah, bahkan ada pula korban yang mengeluhkan luka bakar pada kulitnya.
"Gas air mata nih bingung saya, dahsyat sekali, bisa menghabiskan 131 nyawa dan ratusan korban hari ini teraniaya dalam suatu hal yang tidak perlu," ucapnya.
Baca Juga: CCTV Tragedi Kanjuruhan Kembali Beredar, Supporter Arema Sulit Keluar Usai Pintu Stadion Dibuka
Haris Pertama menegaskan, tragedi Kanjuruhan bukan hanya tanggung jawab Kapolres Malang, tetapi juga Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta.
"Kalau kita tanya kepada masyarakat Malang, kita tanya satu per satu, mereka semua mengatakan bahwa jika Kapolres Malang dicopot, Kapolda juga harus dicopot. Karena pada tanggung jawab di situ, karena Brimob-nya berasal dari Polda, bukan Brimob Polres," tegasnya.***