Sebagai mantan seorang intelijen, ia merasa gestur keduanya bisa dikaitkan dengan skenario pembunuhan Brigadir J.
Mantan Pamen Mabes TNI itu mengaku sejak awal sudah mengesampingkan dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan oleh istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi kepada Brigadir J. Menurutnya, hal itu hanya sekadar opini.
"Jadi saya tetap bertolak dari fakta bahwa ada yang mati. Dengan ada matinya ini, baru kita tarik kenapa kok sedih-sedihan. Berarti sedih-sedihan ini ada hubungan dengan yang mati, bukan dengan yang pelecehan. Karena ini fakta, jadi supaya tidak bergeser kemana-mana. Mulailah dari fakta," tegasnya.
Soleman B Ponto merasa curiga bahwa Fadil Imran sudah mengetahui soal kematian Brigadir J sehingga ia ikut bersedih saat datang ke kantor Ferdy Sambo.
"Jadi sudah tahu ini, kematian ini mengapa jadi sedih. Karena kalau tidak tahu, kenapa sedih-sedihan," ucapnya.
"Konsekuensinya apa, sudah panjang. Dari gestur itu sangat terlihat bahwa itu (Fadil Imran) sudah tahu. Itu tidak akan terjadi kalau yang datang itu tidak tahu," ujar Soleman B Ponto menambahkan.
Kemudian, mantan Waaspam Kasal itu menyayangkan mengapa Kejaksaan RI masih belum dilibatkan dalam kasus Brigadir J.
"Di dalam penyelidikan, Kejaksaan itu punya yang namanya JAM Intel. Jaksa Agung Muda bidang Intelijen. Kerjaannya itu kan menyelidiki," kata Soleman B Ponto, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 23 Agustus 2022.