SEPUTARTANGSEL.COM – Fenomena alam yang langka akan datang pada akhir Mei 2022 ini, namanya Rashdul Qiblah.
Lantas apa yang dimaksud Rashdul Qiblah?
Rashdul Qiblah atau Istiwa A'zam
Rashdul Qiblah ini merupakan sebuah fenomena alam yang sangat langka terjadi, di mana pada saat itu matahari akan melintas tepat diatas Ka’bah.
Nah, fenomena alam ini dikenal juga dengan nama Istiwa A’zam atau Rashdul Qiblah.
Menurut keterangan dari laman Instagram resmi Kemenag @kemenag_ri yang diunggah pada Selasa, 24 Mei 2022, bahwa fenomena Rashdul Qiblah bisa dijadikan sebagai memverifikasi arah kiblat.
“Rahsdul Qiblah bisa dimanfaatkan untuk memverifikasi arah kiblat,” demikian yang disampaikan oleh akun Kemenag dan dikutip oleh SeputarTangsel.Com pada Rabu, 25 Mei 2022.
Baca Juga: Beredar Kabar Remaja Singapura Percaya Bom Bunuh Diri karena Ceramah UAS, Netizen: Ini mah BuzeRp
Mengenai perkiraan waktu akan terjadinya Fenomena Rashdul Qiblah. Tersebut akan berlangsung pada 27 dan 28 Mei 2022, pukul 16:18 WIB atau 17:18 WITA.
Lebih lanjut menurut keterangan Kemenag tentang fenomena Rashdul Qiblah, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus dimana saja akan mengarah lurus ke Ka’bah,” jelas Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Dr. H. Adib, M.Ag.
Mantan Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat ini menjelaskan, ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat. Benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus.
“Selain itu, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata, serta jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom. Bisa juga menggunakan jam digital di ponsel masing-masing,” ungkapnya.
Cara penentuan arah kiblat saat matahari melintas di atas Ka’bah
1. Tentukan tempat yang akan diketahui arah kiblatnya, dengan mencari lokasi yang rata dan terkena cahaya matahari;
2. Gunakan benda atau tongkat yang lurus, bisa juga menggunakan benang berbandul;
3. Siapkan jam yang telah dikalibrasikan atau dicocokkan dengan waktu BMKG;
4. Tancapkan tongkat di atas permukaan tanah dan pastikan benar-benar tegak lurus (90 derajat dari permukaan tanah) atau gantungkan benang berbandul;
5. Tunggu hingga waktu rashdul qiblah tiba, lalu amati bayangan tongkat atau benang pada waktu tersebut;
6. Setelah itu, tandai ujung bayangan dan tarik garis lurus dengan pusat bayangan, baik tongkat atau bandul;
7. Garis lurus yang menghadap dari ujung ke pusat bayangan merupakan arah kiblat untuk tempat tersebut.***