Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri pada saat momen Hari Raya Idul Fitri 1443 H atau Lebaran 2022.
Pertemuan Prabowo dan Megawati mengundang banyak tanya dan memunculkan spekulasi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.
Refly Harun mengungkapkan pertemuan Prabowo dan Megawati saat momen Lebaran 2022 penuh dengan spekulasi. Dia memperkirakan ada dua spekulasi atas pertemuan dua orang ketua umum partai politik tersebut.
Baca Juga: Survei Charta Politika: Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan
Hal tersebut disampikan oleh Pakar Hukum Tata Negara itu melalui sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 3 Mei 2022.
"Ini penuh spekulasi ya. Dua spekulasi yang diperkirakan dalam pertemuan itu," kata Refly Harun.
Advokat itu mengungkapkan spekulasi yang pertama adalah mengenai kelanjutan Pilpres 2024 mengenai skenario mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Menurutnya, Pilpres 2024 kemungkinan PDIP dan Gerindra akan mengusung Prabowo dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Baca Juga: Megawati Disebut Rugikan Citra PDIP dan Sudutkan Jokowi Soal Ibu-ibu Beli Baju Baru Tapi Antre Minyak Goreng
"Satu membicarakan kelanjutan koalisi dalam Pilpres 2024 di mana skenario Prabowo-Puan akan diusung," ucapnya.
Spekulasi yang kedua adalah membicarakan nasib dari Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Refly Harun memperkirakan kehadiran Prabowo menemui Megawati membawa misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Luhut tetap dipertahankan dalam pemerintahan saat ini.
"Diperkirakan Prabowo Subianto membawa misi Jokowi untuk disampaikan ke Megawati agar Luhut Binsar Pandjaitan itu dipertahankan," ungkapnya.
Baca Juga: Megawati Bingung Ibu-ibu Beli Baju Baru Tapi Antre Minyak Goreng, Dokter Eva: Pantas Kalah Mulu Sama Pak Joko
Lebih lanjut, Refly Harun mengungkapkan Jokowi ingin mempertahankan Luhut agar berada di sampingnya dan juga ingin PDIP dan Megawati tetap menjadi tulang punggung politiknya.
"Jadi, Jokowi tidak ingin buah simalakama dimakan mati ibu, tidak ingin dimakan mati bapak. Dia ingin pertahankan kedua-duanya, Luhut Binsar tetap di sampingnya, PDIP serta Megawati tetap menjadi backbound-nya atau tulang punggungnya sebagai back up politik," pungkasnya.***
