Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Viral, video Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan kaos menimbulkan kerumunan di tengah melonjaknya kasus harian Covid-19 di Indonesia.
Jokowi diketahui membagikan kaos saat kunjungan kerjanya di Pasar Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, pada Rabu, 2 Februari 2022.
Dalam video yang beredar, nampak lautan manusia saling berebut kaos yang dibagikan oleh Jokowi.
Baca Juga: Berlian Idris Tanggapi Pengelola Mall yang Didenda 500 Ribu Pasca Kerumunan, Netizen: Sadis ya, Dok?
Beredarnya video Jokowi membagikan kaos yang menimbulkan kerumunan di tengah ganasnya Covid-19 itu turut dikritik oleh sejumlah pihak. Salah satunya adalah Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau akrab disapa Gus Umar.
Dengan nada menyindir, Gus Umar menyambut kedatangan varian Omicron akibat kerumunan yang ditimbulkan oleh Jokowi.
Gus Umar mengatakan pemerintah melarang untuk membuat kerumunan, namun larangan tersebut justru dilanggar oleh presiden.
Baca Juga: Beredar Video Puan Maharani Bagikan Kaos Munculkan Kerumunan, Netizen Bandingkan dengan Kasus Habib Rizieq
Sambil mengejek, Gus Umar tak ingin berkomentar banyak karena khawatir akan dilaporkan ke polisi.
Hal itu diungkapkan oleh Gus Umar melalui cuitan di akun Twitter @UmarHasibuann_7 sekaligus mengunggah video Jokowi membagikan kaos dari akun TikTok @maret_togatorop pada Kamis, 3 Februari 2022.
"Welcome omicron. Pemerintah melarang buat kerumunam tapi ah sudahlah nanti dilaporkam ke polisi," sindir Gus Umar.
Baca Juga: Jokowi Lempar Kaos dari Dalam Mobil, Nicho Silalahi: Rakyat Bukan Binatang yang Seenaknya Diperlakukan Begitu
Sebagai informasi, kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan per 3 Februari 2022, kasus Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 27.197 kasus baru.
Sementara, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers pada 2 Februari 2022, mengungkapkan keterisian tempat tidur (BOR) di RS secara nasional per 30 Januari 2022 sudah mencapai 13,89 persen.***
