Jokowi Marah di Depan Ahok dan Erick Thohir, Rocky Gerung: Kalau Bukan Frustasi, Artinya Putus Asa Tuh

- 21 November 2021, 11:08 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung sebut Jokowi frustasi atau putus asa karena marah-marah di depan menteri dan direksi sejumlah BUMN
Pengamat politik Rocky Gerung sebut Jokowi frustasi atau putus asa karena marah-marah di depan menteri dan direksi sejumlah BUMN /Instagram/@rockygerung.ofc/

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku marah karena terkendalanya investasi yang ingin masuk ke PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) karena sejumlah faktor.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Jokowi di hadapan Menteri BUMN Erock Thohir, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dan Komisaris Utama PLN Amien Sunaryadi di Istana Kepresidenan pada Selasa, 16 November 2021.

Menurut Jokowi, salah satu faktor yang membuat masuknya investasi ke perusahaan-perusahaan BUMN terkendala adalah karena rumitnya birokrasi. Karenanya, dia meminta agar pihak terkait terus memperbaiki tata kelola dari setiap penugasan yang ada.

Baca Juga: PLN Oversupply, Presiden Jokowi Minta Gas Rumah Tangga Diganti Listrik Semua

Menanggapi hal ini, Pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa Jokowi sudah frustasi atau putus asa.

"Kalau bukan frustasi, artinya putus asa tuh. Dua-duanya menimbulkan polemik juga," kata Rocky Gerung, dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 21 November 2021.

Rocky Gerung mengatakan, seharusnya Jokowi tidak sampai marah-marah di depan publik, tapi langsung memecat pihak-pihak yang dianggap tidak berkompeten.

Baca Juga: Erick Thohir Sebut Tes PCR Keputusan Bersama Jokowi, Rocky Gerung: Terlihat Saling Tipu Antar Kabinet

"Karena kita menonton seseorang yang punya kemampuan untuk mengatur kabinetnya mesti marah-marah di depan publik. Kan itu artinya, sebetulnya diam saja di kabinet, terus mulai pecat satu-satu, diam-diam," sambungnya.

Menurutnya, hal ini dilakukan mantan Wali Kota Solo itu karena marah dengan Erick Thohir yang mengaku bahwa kebijakan tes PCR diputuskan di dalam rapat terbatas yang juga dihadiri oleh Jokowi.

Meski begitu, mantan Dosen Filsafat Universitas itu menyebut bahwa sikap yang dilakukan Jokowi tidak ada gunanya. Pasalnya, Jokowi memiliki kemampuan untuk me-reshuffle para menteri di kabinetnya.

Lebih lanjut, Rocky memaparkan sikap Jokowi lebih seperti pengamat layaknya Rizal Ramli, Said Didu, dan Dahlan Iskan.

Baca Juga: Yustinus Prastowo Jawab Said Didu Soal Rasio Utang Pemerintahan Jokowi, Netizen: Rezim Memang Nggak Becus

"Yang lebih konyol lagi, semua yang diucapkan Presiden saya lihat videonya tadi, itu artinya Presiden jadi semacam pengamat karena semua yang diucapkan Presiden, itu yang diucapkan Rizal Ramli, Anthony Budiawan, Awalil, Said Didu, bahkan Dahlan Iskan," jelasnya.

"Semua itu sudah diterangkan. Nah sekarang Presiden mengucapkan kembali pemikiran pengamat. Jadi dia itu juru bicara pengamat. Padahal, dia harus mengambil keputusan kan," lanjutnya.

Salah seorang pendiri Setara Institute itu memaparkan, pemimpin yang memarahi anak buahnya di depan publik artinya sudah tak memiliki ilmu kepemimpinan. Pasalnya, seorang pemimpin harus dapat memberi efek atau dampak.

Baca Juga: Moeldoko Diusir Saat Datangi Pendemo di Semarang, Refly Harun: Ini Alarm Bagi Pemerintahan Jokowi

Selain itu, Rocky juga menyebut bahwa Jokowi tak mengerti fungsi BUMN. Dia menjelaskan, fungsi BUMN adalah untuk mendistribusikan keadilan, bukannya mengakumulasi kapital.

"Presiden memang nggak ngerti apa fungsi BUMN. BUMN itu fungsinya mendistribusikan keadilan, bukan mengakumulasi kapital atau keuntungan. Yang mesti melakukan akumulasi adalah market, bukan BUMN. Sekarang BUMN disuruh berbisnis, ya pasti gagal karena bukan wataknya untuk berbisnis," tegasnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x