Luhut Ungkap PCR Akan Kembali Digunakan untuk Syarat Wajib Perjalanan, Rocky Gerung: Ada Perencanaan Korupsi

- 9 November 2021, 12:09 WIB
Rocky Gerung sebut ada perencanaan korupsi di balik kebijakan wajib PCR
Rocky Gerung sebut ada perencanaan korupsi di balik kebijakan wajib PCR /Foto: Instagram/@rockygerung.ofc/

Dia menilai, ada akuntansi yang disembunyikan. Karenanya, dia mendorong agar masyarakat melapor kepada polisi agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyadari adanya keresahan sosial sehingga dapat segera diusut.

Mantan Dosen Universitas Indonesia itu pun mengungkapkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia telah mengimpor 203,2 ton alat tes PCR dengan nilai USD 31,99 juta atau setara Rp452,98 miliar per Agustus 2021.

Sementara, impor reagent untuk tes PCR pada periode Januari-Agustus 2021 mencapai 4.315 ton senilai USD 516 juta atau setara Rp7,3 triliun.

Baca Juga: Rencana PCR Kembali Diwajibkan, Said Didu: Berhentilah Bodohi Rakyat

Adapun impor tertinggi kedua alat kesehatan tersebut berasal dari China.

Rocky Gerung pun mempertanyakan sikap pemerintah yang telah mengimpor alat kesehatan secara masif. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan adanya rencana korupsi sejak awal.

"Data itu sendiri itu sudah berbicara dua hal. Pertama, skalanya Rp7,3 triliun, itu artinya ada persiapan untuk nyebar Covid lagi apa? Kenapa nggak dicicil misalnya (berdasarkan) kebutuhan? Memang sudah ada perencanaan korupsi di situ, Rp7,3 triliun cashbacknya berapa, segala macam. Pasti ada lobi di China, ya sudahlah, pakai punya China saja," ujarnya.

Baca Juga: LBH Kesehatan Tuntut Audit Kebijakan PCR, Mantan Jubir Gus Dur: Penting untuk Bongkar Kejahatan Kemanusiaan

Lebih lanjut, Rocky menyoroti didirikannya perusahaan baru untuk memberikan tes PCR kepada masyarakat. Padahal, dia menilai hal ini masih dapat ditangani oleh BUMN.

Menurutnya, kebijakan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.***

Halaman:

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x