"Karena kehilangan objektivitasnya kita menganggap bahwa akhirnya kemudian pemerintah kita tidak lagi mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut kepentingan wibawa pemerintah, bagaimana kita harus menjaga kedaulatan bangsa, kemudian penghormatan dan juga menjaga kepentingan rakyat," kata Ferry Juliantono.
Lantas, politikus fraksi Gerindra ini pun tak segan memberikan peringatan berupa sinyal kepada Jokowi yang terlalu cenderung ke arah Tiongkok.
"Pak Jokowi, anda terlalu ke Tiongkok," ujarnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, betapa pentingnya suara rakyat untuk kembali memperingatkan pemerintah atas bahaya dari permasalahan tersebut.
"Kalau seorang pemimpin kemudian lebih mementingkan subjektivitasnya kepada kepentingan negara luar dibandingkan untuk tetap mempertahankan objektivitas dan menjaga kepentingan nasional, kita wajib untuk mengingatkan itu," kata Ferry Juliantono.
Sebab, jika tidak diingatkan, maka dikhawatirkan Indonesia akan semakin dijajah oleh ancaman neo imperialisme tersebut.
"Nah, inilah kita harus mengingatkan. Sebab, kalau ini tidak diingatkan, ya, bablas. Kita bisa benar-benar dijajah neo imperialisme," tutur Ferry Juliantono.***