Kapal Perang China di Laut Natuna Utara, Nicho Silalahi: Presiden Sibuk Buat Kerumunan, Menhan Tanam Singkong

- 18 September 2021, 08:08 WIB
Media asing soroti kapal China yang terdeteksi di perairan Natuna.
Media asing soroti kapal China yang terdeteksi di perairan Natuna. /Handout via REUTER /Petty Officer 3rd Class Nicholas/

SEPUTARTANGSEL.COM – Pada hari Senin 13 September 2021, Badan Keamanan Laut (Bakamla) Ri menyebutkan adanya aktivitas kapal China yang keluar masuk Laut China Utara.

Banyak tokoh menyoroti masuknya kapal perang China, apalagi diketahui kehadirannya membuat takut nelayan setempat.

Aktivis Prodem Nicho Silalahi menyebut, kita kalah di laut, udara, dan darat, sementara para elite tidak dapat diharapkan untuk menjaga kedaulatan negeri.

Baca Juga: Kapal Perang China Terobos Laut Natuna, Puan Maharani Ingatkan Pemerintah: Tidak Bisa Berdiam Diri!

“Di laut kita tenggelam, di udara kita jatuh, di darat kita tewas saat latihan. Begitulah nasib militer di negeri yang dikuasai oligarki,” ujar Nicho Silalahi dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @Nicho_Silalahi, Jumat 17 September 2021.

“Punya Presiden sibuk buat kerumunan pandemi, punya Menhan sibuk nanem singkong, punya jenderal perangnya dengan baliho,” sambung Nicho masih dalam cuitan yang sama.

Nicho menambahkan, jangan berharap kepada para elite untuk menjaga kedaulatan negeri. Uang serdadu di Asabri saja tidak mampu mereka jaga sendiri, apalagi jaga negeri. Perampoknya sampai saat ini masih tersenyum.

Baca Juga: Kapal Perang China Terobos Laut Natuna, Nelayan Takut Melaut, Said Didu Seret Prabowo: Apa Terus Diam Saja?

“Bagi mereka cukup tumbalkan segelintir serdadu di ujung negeri. Setelah itu labeli sebagai Kusuma Bangsa,” ungkap Nicho Silalahi.

Meskipun demikian, Nicho tetap meminta serdadu tetap terus berusaha menjaga negeri dengan semangat.

“Untukmu para Kolonel ke bawah, tetap semangat mejaga negeri ini meskipun jatah prajurit terus dkentik (seperti lagu Iwan Fals),” ujar Nicho.

“Semoga di antara kalian muncul jiwa-jiwa seperti Kolonel Maludin Simbolon atau pun Pilot Daniel Maukar,” ujar Nicho Silalahi.

Baca Juga: Kapal Berbendera China dan AS Masuki Kepulauan Natuna, TNI AL Tingkatkan Patroli

Sebagai informasi, Kolonel Maludin Simbolon adalah tokoh militer asal Sumatera Utara. Dia pernah terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Namun, pada tahun 1956 dia dengan berani mengumumkan pemutusan wilayah Sumatera Utara dari pemerintah pusat karena ketidakpuasan. Akibat langkah yang diambilnya, Mauludin dicopot dari jabatannya oleh Presiden Soekarno.

Sementara itu, Pilot Daniel Maukar adalah bagian dari Angkatan Udara RI (AURI) yang pernah menembaki istana dalam aksi protes pada tahun 1960.

Atas aksinya tersebut, Daniel dituntut hukuman mati meski tidak pernah dilaksanakan, hingga dia dibebaskan pada tahun 1968. ***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x