Bahasa Arab Disebut Bentuk Ancaman Terorisme, Hilmi Firdausi: Koruptor Triliunan Ada Ga yang Berbahasa Arab?

- 9 September 2021, 10:06 WIB
Ustadz Hilmi Firdausi menyoroti pernyataan pengamat intelijen yang menyebut bahasa Arab merupakan bentuk ancaman terorisme.
Ustadz Hilmi Firdausi menyoroti pernyataan pengamat intelijen yang menyebut bahasa Arab merupakan bentuk ancaman terorisme. /Foto: Instagram/@hilmi28/

SEPUTARTANGSEL.COM - Aktivis Dakwah, Ustadz Hilmi Firdausi menyoroti pernyataan Pengamat Intelijen Susaningtyas Nefo Kertopati yang menyebut ancaman terorisme dalam bentuk penyebaran bahasa Arab.

Ustadz Hilmi Firdausi mengungkapkan bahwa para ulama dan santri yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia belajar bahasa Arab.

Ustadz Hilmi Firdausi juga mengatakan bahwa sila-sila yang ada dalam Pancasila juga diambil beberapa di antaranya dari bahasa Arab.

Baca Juga: Soroti Akun Twitter Penghina Rasulullah, Ustadz Hilmi Firdausi: Yang Seperti Ini Kenapa Tumbuh Subur?

"Ibu tau ga, Ulama & santri yg ikut berjuang merebut kemerdekaan itu bljar bhs arab ? Lalu sila2 pancasila jg mengambil serapan bhs arab," tulis Ustadz Hilmi Firdausi, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @Hilmi28, Kamis, 9 September 2021.

Dia mempertanyakan hubungan bahasa Arab dengan terorisme kepada pengamat intelijen tersebut.

Menurutnya, Organisasi Papua Merdeka (OPM) juga tidak berbahasa Arab tapi melakukan pemberontakan terhadap Indonesia.

Baca Juga: Data Vaksin di PeduliLindungi Bocor, Hilmi Firdausi: Kami Sudah Peduli, Kenapa Data Kami Tak Dilindungi?

"Apa hubungan dgn terorisme? Mmgnya OPM itu berbhsa arab?" ungkapnya.

Saking kesalnya, Ustadz Hilmi Firdausi meminta Susaningtyas yang menyebut bentuk penyebaran bahasa Arab sebagai ancaman terorisme dengan memeriksa para maling uang rakyat (koruptor).

Dia meminta pengamat intelijen itu untuk memeriksa para maling uang rakyat (koruptor) menggunakan bahasa Arab atau tidak.

Baca Juga: Biaya Penyampaian Pembatalan Ibadah Haji Capai Rp21 Miliar, Hilmi Firdausi Minta Kemenag Jelaskan  

"Eh bu,coba cek koruptor triliyunan, ada ga yg berbhsa arab?" desaknya.

Sebelumnya, Susaningtyas mengungkapkan bahwa sekolah-sekolah di Indonesia sudah mulai berkiblat ke Taliban atau ke arah radikalisme atau terorisme.

Menurutnya, ciri-ciri tersebut nampak dengan anak-anak sekolah yang tidak mau hormat kepada bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, namun malah memperbanyak belajar bahasa Arab.

Terlebih, dia menilai saat ini anak-anak sekolah tidak mau memasang foto presiden dan wakil presiden, tidak mau menghafal nama-nama menteri, dan nama-nama partai politik.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x