Korban Pelecehan Seksual dan Bullying di KPI Pusat Kirim Pesan ke Netizen, Begini Isi Suratnya

- 5 September 2021, 22:08 WIB
Ilustrasi korban pelecehan dan perundungan
Ilustrasi korban pelecehan dan perundungan /PIXABAY/

SEPUTARTANGSEL.COM- Korban pelecehan dan bullying (perundungan) di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengirimkan surat terbuka yang ditujukan kepada netizen Indonesia pada 5 September 2021. 

Korban yang menuliskan inisialnya dengan MS mengungkapkan keprihatinannya. Tak hanya dengan kondisinya tetapi ia juga menyampaikan keprihatinan pada keluarga pelaku. 

Hal itu disampaikan melalui Yeni Mulati Sucipto, Ketua Umum Forum Lingkar Pena yang diunggah di akun twitternya @afifahafra79. 

Baca Juga: Jokowi Video Call Peraih Medali Paralimpiade Tokyo 2020: Terima Kasih, Ini Kabar yang Sangat Menggembirakan

Dalam cuitannya Yeni Mulati Sucipto menyampaikan  bahwa ia mendapatkan amanah dari korban (penyintas) bullying dan pelecehan seksual KPI Pusat untuk disampaikannya kepada netizen Indonesia.

"Dapat amanah untuk menyebarkan surat terbuka dari MS (penyintas pelecehan seksual dan bullying di KPI) untuk netizen. "Terima kasih, Netizen!"," cuitan Yeni Mulati Sucipto pada 5 September 2021. 

Dalam unggahan surat yang ditandatangani MS sebagai penyintas bullying dan pelecehan seksual di KPI Pusat meminta netizen untuk tidak menampilkan keluarga pelaku dan berkomentar negatif.

Surat terbuka dari korban tersebut secara lengkap berbunyi sebagai berikut: 

Baca Juga: Klasemen Akhir Paralimpiade Tokyo 2020, Peringkat Indonesia Ke-43 dan Terbaik Ketiga Negara Asia Tenggara

Surat Untuk Netizen Indonesia

Saya adalah MS (Penyintas Pelecehan Seksual dan Bullying di KPI Pusat). Pertama-pertama saya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan Netizen seluruh Indonesia untuk terus mengawal dan memantau perkembangan kasus saya di berbagai media cetak, elektronik maupun media online. 

Netizen seluruh Indonesia sudah saya anggap seperti keluarga sendiri. Oleh karena itu, melalui surat ini, saya memohon agar Netizen tidak berkomentar negatif dan menampilkan identitas dari keluarga pelaku bullying dan kekerasan seksual. 

Baca Juga: Malaysia Heran Kasus Covid-19 Indonesia Turun Drastis, Ferdinand Hutahaean: Tak Punya Kepentingan ke Jokowi

Tetap berfokuslah terhadap kasus saya dan pelakunya. Saya sebagai manusia mempertimbangkan segala aspek, etika dan nilai-nilai kemanusiaan. Saya khawatir keluarga pelaku, seperti: istri, anak, dan orang tuanya mendapatkan dampak psikis atau trauma berkepanjangan seperti yang saya alami. Apalagi, anak dari pelaku. Masa depan Indonesia berada di tangan generasi berikutnya. 

Demikian surat ini saya tulis atas inisiatif saya sendiri tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. ***

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini