Menkeu Sri Mulyani Soroti Peningkatan Masalah Gizi Buruk dan Pengangguran Terbuka di Probolinggo

- 4 September 2021, 16:59 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan akan ada ancaman besar akibat climate change pada 2045 mendatang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan akan ada ancaman besar akibat climate change pada 2045 mendatang. /Foto: Instagram/@smindrawati/

SEPUTARTANGSEL.COM - Meningkatnya kasus gizi buruk dan pengangguran terbuka di Kabupaten Probolinggo disorot Menteri Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu) Sri Mulyani. 

Hal itu terkuak pasca ditangkapnya maling uang rakyat (koruptor) Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari beserta suaminya Hasan Aminuddin oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus jual beli jabatan beberapa waktu lalu.

Sri Mulyani mengatakan, jumlah transfer keuangan dari APBN ke Kabupaten Probolinggo sejak 2012-2021 mencapai Rp 15,2 Triliun. Dari Rp 959 miliar (2012) menjadi Rp 1,857 Triliun (2021).

Baca Juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Kemenkeu: Anggaran PEN 2021 Mencapai Rp627,9 Triliun

Bahkan, total dana desa sejak 2015-2021 mencapai Rp 2,15 Triliun untuk 325 desa. Di mana, masing-masing desa rata-rata mendapat Rp 291 juta pada 2015, naik 3,5 kali menjadi Rp 1,32 milyar pada 2021.

"Anak usia di bawah dua tahun yang mengalami kurang gizi (stunting) naik dari 21,99% pada 2015 menjadi 34,04% pada 2019. Sebanyak 3,5 anak dari 10 anak kurang gizi..!" tulisnya dikutip SeputarTangsel.com dari akun Instagram resmi Sri Mulyani @smindrawati,  Sabtu 4 September 2021.

Sri Mulyani mengatakan, jumlah pengangguran terbuka wilayah tersebut meningkat dalam enam tahun terakhir. Di mana dari 2,89% pada 2015 kini menjadi 4,86% pada 2021.

Baca Juga: Daftar 22 Nama Terduga Maling Uang Rakyat yang Melibatkan Bupati Probolinggo dan Suami

"Kemiskinan turun 20,98% pada 2015 menjadi 18,61% pada 2020. Hampir satu dari 5 penduduk masih miskin..!" 

Halaman:

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini

x