Data 1,3 Juta Pengguna eHAC Diduga Bocor, Hendri Satrio: Belum Bisa Maksimal Negara Melindungi Data Warganya

- 31 Agustus 2021, 17:11 WIB
Data pengguna eHAC diduga telah bocor
Data pengguna eHAC diduga telah bocor /Foto: Antara/Andi Firdaus/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio menyoroti dugaan bocornya data 1,3 juta pengguna aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC).

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Hendri Satrio nampak geram terkait adanya dugaan kebocoran data pengguna aplikasi eHAC seperti pernah terjadi pada data BPJS Kesehatan.

"Bocor lagi!" tulis Hendri Satrio, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @satriohendri, Selasa, 31 Agustus 2021.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Keren untuk Memperingati Hari Polwan ke-73, Begini Cara Downloadnya

Menurut Hendri Satrio, Pemerintah Indonesia belum bisa maksimal dalam melindungi data pribadi warga negara akibat adanya dugaan kebocoran data pengguna eHAC.

Dia berharap data pengguna aplikasi PeduliLindugi tidak bocor seperti data eHAC.

"Belum bisa maksimal nampaknya negara melindungi data warganya. Semoga data pedulilindungi bisa kuat bertahan, tak bocor," ujarnya.

Sebelumnya, VPN Mentor melaporkan terkait adanya dugaan kebocoran terhadap 1,3 juta data pengguna eHAC.

Baca Juga: Buntut Video Pelemparan Bendera, Olivia Jensen Diperiksa Bareskrim

Untuk diketahui, eHAC adalah sebuah aplikasi yang dibuat oleh pemerintah untuk memverifikasi penumpang yang melakukan perjalanan udara selama pandemi Covid-19.

Kebocoran data pengguna eHAC itu diduga berasal dari penggunaan database Elasticsearch yang tidak mempunyai jaminan untuk menyimpan data sekitar 1,3 juta pengguna eHAC.

Dalam laporan VPN Mentor itu, diungkapkan kebocoran data dapat membuat penggunanya mengalami serangan siber karena berisi berbagai data pribadi mulai dari nama, tanggal lahir, nomor KTP, dan data lainnya.

Baca Juga: Siap Hadapi Kompetisi BRI Liga 1 2021-2022, Persija Jakarta Daftarkan 28 Pemain

"Dengan akses informasi ke paspor, tanggal lahir, riwayat, dan data lainnya, peretas bisa menargetkan pengguna sebagai korban dan mencuri identitas mereka. Mereka dapat tertipu secara langsung," tulis laporan itu dalam bahasa Inggris, dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Selasa, 31 Agustus 2021.

Kabar tersebut ditanggapi oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anas Ma'ruf.

Anas menyebutkan bahwa data pengguna yang diduga bocor itu berasal dari aplikasi eHAC yang lama dan sudah tidak digunakan lagii sejak 2 Juli 2021.

Baca Juga: Diduga Lakukan Penganiayaan, Putra Sulung Ahok Nicholas Sean Dipolisikan Selebram Ayu Thalia

Dia mengungkapkan eHAC tidak digunakan lagi karena pemerintah sudah berganti menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk perlindungan bagi pelaku perjalanan udara.

Selain itu, Anas meminta pengguna aplikas eHAC yang lama segera menghapus aplikasi tersebut dari handphone-nya masing-masing untuk melakukan pencegahan agar lebih optimal. ***

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini