Setelah Vaksinasi Tubuh Rasakan Reaksi yang Berlebihan? Begini Cara Atasi Efek Vaksin

- 26 Juni 2021, 15:16 WIB
Ilustrasi Vaksinasi Covid-19
Ilustrasi Vaksinasi Covid-19 / Pikiran-Rakyat.com/ Amir Faisol/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintah targetkan vaksin Covid-19 di Indonesia bisa mencapai angka 2 juta suntikan per hari mulai semester kedua di tahun 2021.

Maka dari itu, pemerintah berharap masyarakat untuk segera divaksin bila sudah memiliki kesempatan.

Efek samping vaksin Covid-19 kerap dirasakan masyarakat yang usai divaksinasi.

Baca Juga: Warga Antusias Divaksin, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Minta Pemerintah Tambah Jumlah Vaksin

Hal ini yang membuat masyarakat masih enggan untuk divaksinasi sebab efek sampingnya tersebut.

Tak sedikit masyarakat yang mengeluh selepas divaksin tubuh alami reaksi yang kurang enak.

Keluhan peserta vaksinasi berbeda-beda, mulai dari rasa pusing, demam, mual, pegal-pegal atau linu pada tulang.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Bali Akan Jadi Pilot Project Wisata Berbasis Vaksin

Dari setiap keluhan yang terjadi pada peserta vaksinasi tergantung dari kondisi si penerima vaksin.

Lantas bagaimana cara untuk menghilangkan efek dari vaksin Covid-19, bila reaksinya terasa berlebihan pada tubuh?

Sebelumnya, perlu diketahui Indonesia memiliki dua vaksin, yakni vaksin Covid-19 Sinovac dan Vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Juga: Beredar Kabar Bikin SIM dan SKCK Harus Memiliki Sertifikat Vaksin, Begini Faktanya

Dari kedua vaksin tersebut, memiliki efek samping yang berbeda juga seperti keluhan dari para peserta vaksinasi.

Namun, tak perlu khawatir SeputarTangsel.Com melansir dari Dinkes Tangsel, hal yang perlu dilakukan saat reaksi vaksin terasa pada tubuh.

Berikut cara mengatasi efek vaksin pada tubuh.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

  • Tetap tenang, perhatikan terlebih dahulu gejala-gejala setelah vaksinasi.
  • Jika terjadi reaksi seperti nyeri, bengkak, atau kemerahan di tempat suntikan, segera kompres dengan air dingin di area lokasi suntikan.
  • Jika terjadi demam, segera kompres dengan air hangat/mandi dengan air hangat, kemudian perbanyak istirahat dan minum air putih.
  • Jika reaksinya terasa belum hilang, konsultasikan ke dokter, dan minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan.

Untuk diketahui, perbedaan antara vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Dokter Terawan Dipresentasi di Depan DPR, Para Peneliti Berikan Kritikan

Vaksin Sinovac

Vaksin Sinovac lebih dulu datang ke Indonesia, diuji klinis, dan mulai dipergunakan Februari 2021. Namun, vaksin belum diakui banyak negara, seperti Arab Saudi. Alasannya, vaksin belum mendapat sertifikasi dari WHO.

Meski tergolong vaksin yang pertama, Sinovac baru diakui oleh WHO pada 1 Juni 2021.

Vaksin yang berasal dari Cina ini adalah inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan.

Baca Juga: Rusia Bantu Negara Lain Penuhi Kebutuhan Vaksin Corona

Berdasarkan hasil uji klinis vaksin yang diterbitkan BPOM, Sinovac mempunyai efikasi 65,3 persen dari 1000 pasien yang sudah disuntik.

Itu artinya, cara ini tingkat kemanjurannya terhadap orang Indonesia cukup besar dari batas WHO yang 50%.

Seperti diketahui, penerima vaksin diberi Sinovac dalam dua dosis dengan rentang waktu antara 2 sampai 4 minggu.
Sebagian besar gejala pasca imunisasi yang dirasakan adalah mengantuk dan pegal di bagian tubuh yang disuntik.

Baca Juga: Kemenkes: Efikasi Vaksin AstraZeneca Bagi Pemilik Komorbid, Tinggi

Vaksin AstraZeneca

Vaksin yang berasal dari Inggris ini baru tiba di Indonesia pada bulan Maret 2021 dan sempat ditunda penggunaannya terkait isu pembekuan darah di dunia.

Namun, setelah diteliti dan mengalami uji klinis, AstraZeneca akhirnya kembali digunakan di Indonesia.

Berbeda dengan Sinovac dan vaksin pada umumnya, AstraZeneca menggunakan adenovirus simpanse, Artinya, vaksin berasal dari virus yang menginfeksi simpanse.

Baca Juga: Traveloka-Pemkot Tangsel Vaksinasi 4.844 Warga, Penerima Vaksin Diasuransikan

Jadi bila merasakan reaksi yang berlebihan maka itu lah beberapa cara untuk mengatasinya.

Bila mendapati gejala-gejala yang lebih serius maka lakukan konsultasi ke dokter agar mendapat tindakan selanjutnya.***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini