SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera ikut berkomentar tentang hilangnya Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.
Menurut Mardani, hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari dalam buku sejarah merupakan sebuah perkara yang besar.
Karena itu, dia menilai bahwa permasalahan ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan permintaan maaf.
Baca Juga: Kronologi Hilang Kontak KRI Nanggala 402, Begini Penjelasan Kapuspen TNI
"Fakta hilangnya KH Hasyim Asyari dalam buku Sejarah adalah perkara besar. Tidak boleh selesai dengan minta maaf," kata Mardani, dikutip Seputartangsel.com dari akun Twitter @MardaniAliSera pada hari Kamis, 22 April 2021.
Mardani mengatakan, investigasi dibutuhkan untuk mencari tahu tentang motif di balik hilangnya nama pahlawan nasional itu.
"Perlu dilakukan investigasi menyeluruh terkait motif di balik hilangnya nama pahlawan nasional sekaligus pendiri ormas NU tsb," tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hilman Farid diketahui sudah memberikan penjelasan.
Hilman mengungkapkan bahwa Kamus Sejarah Indonesia Jilid I itu tidak pernah diterbitkan secara resmi dan masih perlu penyempurnaan.
Dia juga menjelaskan bahwa naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017, tepatnya sebelum kepemimpinan Mendibud Nadiem Makarim.***