Kamus Sejarah Indonesia Menjadi Kesalahan Ketiga Kemendikbud yang Menjadi Catatan

- 21 April 2021, 20:40 WIB
 KH Hasyim Asy’ari
KH Hasyim Asy’ari /Sumber: NU/

Baca Juga: Paspor Jozeph Paul Zhang Bisa Dicabut, Begini Penjelasan DPR

Baca Juga: Gizi Buruk Menimpa Venezuela, Program Pangan Dunia Turun Tangan

Terbitnya buku di atas mendapat reaksi keras dari beberapa tokoh. Khususnya Nahdlatul Ulama.

“Naskah tersebut sama sekali tidak layak dijadikan rujukan bagi praktisi pendidikan dan pelajar Indonesia, karena banyak berisi materi dan framing sejarah yang secara terstruktur dan sistematis telah menghilangkan peran Nahdlatul ULama dan para tokoh nasional Nahdlatul Ulama, terutama peran Syekh Hasyim Asy’ari,” ujar Humas Pesantren Tebuireng Kabupaten Jombang Nur Hidayat.

Lebih lanjut, Nur Hidayat juga menyatakan bahwa Kamus Sejarah Indonesia tidak sesuai dengan kenyataan. Isinya cenderung mengunggulkan organisasi tertentu dan mendiskreditkan yang lain.

Baca Juga: Dianggap Meresahkan, 20 Konten Jozeph Paul Zhang Diblokir Kominfo

Baca Juga: Menista Agama Hindu, Ormas Hindu Minta Desak Made Dharmawati Diusut

“Hal ini menunjukkan bahwa naskah tersebut tidak layak menjadi rujukan para praktisi pendidikan dan pelajar Indonesia. Di luar itu, banyak kelemahan substansial dan redaksional yang harus dikoreksi dari konten Kamus Sejarah Indonesia tersebut,” ujar Nur Hidayat kembali menegaskan.

Tidak hanya dari kalangan NU yang menyayangkan penerbitan Kamus Sejarah Indonesia yang kontroversial.

“Mas Menteri melakukan hattrick kecerobohan. Setelah hilangnya frasa agama dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 beberapa hari lalu ramai hilangnya mata kuliah Bahasa Indonesia dan Pancasila dalam PP. Dan sekarang hilang juga nama tokoh dan pahlawan nasional dari Kamus Sejarah Indonesia. Saya heran mengapa Mas Menteri makin ngawur,” ujar anggota Fraksi PAN DPR Guspardi Gaus.

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini