"Dalam konteks Ambroncius misalnya, jelas Ambroncius menyampaikan itu untuk Natalius Pigai. Kemudian dalam konteks Abu Janda, Abu Janda juga mengatakan itu untuk Natalius Pigai juga. Jadi paling tidak, kalau kita bicara direct attack nya, itu memang terjadi ya. Tapi apakah kemudian itu dianggap menghina suku atau berbau rasis, itu soal sense, soal rasa, soal interpretasi," kata Refly Harun, seperti dilansir oleh Seputartangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 31 Januari 2021.
"Jadi hukum itu kadang-kadang tidak hanya fakta yang tertulis, tapi juga interpretasi dari apa yang dituliskan itu," lanjutnya.
Secara lebih lanjut, Refly mengatakan bahwa apa yang dilakukan Pigai bukan merupakan direct attack yang sengaja dikhususkan untuk seseorang, melainkan sebuah kritik.
Baca Juga: Anies Baswedan Luncurkan Buku 'Potret Jakarta 2020 Kolaborasi Melawan Pandemi'
Baca Juga: Jadwal Acara Tv di Trans7 Hari Ini, Minggu 31 Januari 2021, Ada Opera Van Java hingga Makan Receh
Pasalnya, kata-kata babu yang dikatakan tidak terkait dengan suku Jawa.
"Kata-kata babu itu tidak dikaitkan dengan suku Jawa malah, malah dikaitkan dengan suku di luar Jawa. Tapi karena tidak spesifik kalau menurut saya, ya susah dikatakan bahwa dia menghina seluruh suku di luar Jawa," ujarnya.
Namun, Refly mengatakan bahwa dirinya tidak suka dengan adu-mengadu. Sebab, hal ini tidak produktif sebagai sebuah bangsa.
Baca Juga: Jadwal Acara Tv di NetTv Hari Ini, Minggu 31 Januari 2021, Ada Tayangan Kartun Pilihan