Mantan Panglima Gatot Nurmantyo: TNI Anak Kandung Rakyat, Jangan Ikut Pemimpin Pelacur Politik!

- 25 November 2020, 15:00 WIB
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat masih aktif menjabat Panglima TNI.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat masih aktif menjabat Panglima TNI. /Foto: Seputartangsel.com/Sugih Hartanto/

SEPUTARTANGSEL.COM - Mantan Panglima Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo bersuara keras mengomentari pemimpin-pemimpin TNI yang disebutnya tidak netral.

Gatot bahkan menyebut pemimpin-pemimpin TNI yang mengajak tidak netral, dan membantu salah satu kubu, sebagai penghianat politik.

Pasalnya, tegas Gatot, TNI adalah anak kandung dari rakyat Indonesia.

Baca Juga: Sempat Memanas, Kali Ini TNI dan FPI Duduk Bersama Bahas Penurunan Baliho Habib Rizieq, Ini Hasilnya

Baca Juga: Misinformasi Covid-19, Kanal Sayap Kanan Dilarang YouTube Unggah Video Baru Seminggu

Hal itu disampaikan Gatot Nurmantyo dalam sebuah video bertajuk ‘Tamparan Keras Jendral Gatot Nurmantyo Kepada Pangdam Jaya yang Ingin Bubarkan FPI’.

Video diunggah oleh kanal YouTube Aswaja TV pada Minggu 22 November 2020.

“Pada kesempatan kali ini, saya mengingatkan TNI harus netral. Sama juga kepolisian juga harus netral. Kapolri mengatakan juga harus netral, Panglima TNI mengatakan juga harus netral," tutur Gatot Nurmantyo sebagaimana dikutip pada Rabu, 25 November 2020.

Baca Juga: Ada Novel di Balik OTT KPK Terhadap Menteri KKP Edhy Prabowo

Baca Juga: Ridwan Kamil Ajak DPD REI Jawa Barat Bangun Rebana Metropolitan

"Jadi kalau ada pimpinan di wilayah ini yang mengajak tidak netral, membantu salah satu, maka itu adalah penghianat. Itu adalah penghianat, itu adalah pelacur politik,” tandasnya.

Gatot menambahkan, pemimpin-pemimpin yang berkhianat itu akan rela mengorbankan nyawa anak buahnya untuk kepentingan pribadi.

“Itu akan menjual TNI untuk kepentingan pribadi, dan pemimpin-pemimpin yang seperti ini suatu saat akan rela mengorbankan nyawa anak buahnya untuk kepentingan pribadi,” terang Gatot.

Baca Juga: Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK Diduga Korupsi Penetapan Izin Ekspor Baby Lobster

Baca Juga: Diciduk KPK, Ini Sepak Terjang dan Kekayaan Edhy Prabowo

Gatot menegaskan, sumpah TNI yang pertama adalah setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila, dan menegaskan bahwa TNI adalah anak kandung rakyat yang harus netral.

“Saya ingatkan ini, sumpah TNI yang pertama adalah setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. TNI adalah anak kandung rakyat, maka TNI harus netral. Pada saat rakyat berkelahi, karena TNI netral sehingga dipercaya sebagai penengah, nah itu TNI,” jelas Gatot.

Gatot juga mengingatkan bahwa TNI agar tidak mengikuti pemimpin yang menjual TNI hanya untuk kepentingan pribadi.

Baca Juga: Tunggu 1x24 Jam Lagi, Apakah KPK Akan Tetapkan Status Menteri KKP Sebagai Tersangka?

Baca Juga: Mike Tyson Akan Kembali ke Ring Tinju dan Siap Mati

“Semoga ini didengar oleh semua prajurit TNI, jangan ikuti pemimpin yang menjual TNI, jangan ikuti pemimpin yang pelacur politik. Karena pemimpin yang seperti itu akan menjual nyawa anak buahnya untuk kepentingan pribadi,” imbuhnya.

Diketahui, beberapa waktu ini masyarakat dihebohkan dengan turun tangannya TNI dari mulai pencopotan baliho bergambar Habib Rizieq dan pernyataan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman yang meminta untuk dibubarkannya FPI.

Sebelumnya, beredar video viral yang menunjukkan sekelompok orang berbaju loreng tengah menurunkan baliho bergambar HRS secara paksa.

Baca Juga: Ironi Edhy Prabowo, Pernah Positif Covid-19 Hingga Dicokok OTT KPK

Artikel ini telah tayang di Jurnal Presisi dengan judul: Tanggapi Polemik FPI, Gatot Nurmantyo: Jangan Ikut Pemimpin Pelacur Politik, TNI Anak Kandung Rakyat

Mayjen Dudung kemudian mengakui bahwa dirinya yang memberikan perintah untuk melakukan hal tersebut.

“Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq itu perintah saya. Karena berapa kali Pol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Perintah saya itu,” ungkap Mayjen Dudung pada Jumat 20 November 2020.

Menurutnya, pemasangan baliho tersebut tidak mematuhi aturan dari Pemprov DKI Jakarta yang seringkali sudah ditindak sehingga pencopotan dilakukan secara paksa oleh TNI.

Baca Juga: Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Pengamat: Indikasi Kuat Kasus Ekspor Benih Lobster

 

Baca Juga: Menteri KKP Edhy Prabowo Dicokok KPK, Netizen: Bring Back Susi Pudjiastuti!

“Pasang baliho ada aturannya, ada bayar pajaknya. Jangan seenaknya sendiri, sekan-akan paling benar, tidak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya, jangan coba-coba. Kalau perlu FPI bubarkan saja ,” imbuh Dudung.

Video ‘Tamparan Keras Jendral Gatot Nurmantyo Kepada Pangdam Jaya yang Ingin Bubarkan FPI’ selengkapnya bisa dilihat di sini.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x