SEPUTARTANGSEL.COM - Jurnalis senior Asyari Usman melihat besarnya kekuatan oligarki cukong di balik kasus dugaan ujaran kebencian yang menyeret nama Edy Mulyadi.
Hal tersebut disampaikan Asyari Usman melalui video berjudul "Kasus Edy Menunjukkan Besarnya Kekuatan Oligarki Cukong" yang diunggah melalui kanal YouTube Forum News Network pada Senin, 7 Februari 2022.
Sebagai informasi, nama Edy Mulyadi sempat menghebohkan publik karena pernyataannya yang mengkritik pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Dalam komentarnya itu, Edy Mulyadi menyebut Kalimantan sebagai tempat 'Jin Buang Anak'.
Selain itu, Edy Mulyadi juga menyinggung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang dinilainya sebagai macan yang menjadi meong.
Menurut Asyari Usman, kasus Edy Mulyadi sengaja dibesar-besarkan dengan bantuan proyektor milik cukong.
Baca Juga: Edy Mulyadi Ditahan, Adhie Massardi: Kami Tetap All Out Lawan KKN dengan Pemain yang Tersisa
"Kaki tangan milik cukong menyimpulkan bahwa Edy Mulyadi sangat mengganggu bagi agenda besar mereka," bunyi informasi dalam video tersebut, sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Forum News Network pada Senin, 7 Februari 2022.
Asyari menilai, apabila kasus mantan caleg PKS itu diproses sesuai standar hukum, maka para buzzer pun akan ikut masuk penjara terkait fitnah dan ujaran kebencian.
Selain itu, Asyari juga menyinggung sejumlah pejabat. Di antaranya yakni Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang dianggap merendahkan Papua beberapa waktu lalu.
Pasalnya, perempuan yang akrab disapa Risma itu mengancam PNS dipindahkan ke Papua seakan-akan provinsi tersebut merupakan tempat buangan.
Kemudian, ada juga Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP Arteria Dahlan yang dilaporkan ke Polda Jawa Barat karena dianggap menghina bahasa Sunda.
Arteria Dahlan diketahui meminta Kepala Kejaksaan Agung (Kajagung) agar memecat Kajati yang berbahasa Sunda saat rapat.
"Arteria jelas-jelas mengungkapkan kebenciannya terhadap bahasa Sunda," tegasnya.
Asyari memprediksi diskriminasi hukum akan terus terjadi terhadap orang-orang yang berseberangan dengan penguasa.
Ia menilai, saat ini para penguasa merupakan kaki tangan cukong.
"Kasus Edy bukan murni soal pelecehan atau ujaran kebencian, melainkan gangguan terhadap pemindahan ibu kota yang di sekelilingnya ada cukong rakus, pencari untung besar," tuturnya.
Ia menduga, para cukong ini lah yang menjadi agen penggadaian kedaulatan negara.***