Adukan Dugaan Pelecehan Seksual oleh Dosen Pembimbing, Mahasiswi UNRI Justru Ditertawakan

6 November 2021, 09:43 WIB
Mahasiswa Universitas Riau (UNRI) yang mengungkap dugaan pelecehan seksual oleh dosen pembimbing. //Foto: Tangkapan layar Instagram @komahi_ur/

SEPUTARTANGSEL.COM - Seorang mahasiswi Universitas Riau (UNRI) jurusan Hubungan Internasional mengaku menjadi korban pelecehan seksual oleh dosen pembimbingnya.

Kronologi peristiwa dugaan pelecehan tersebut ia ungkapkan lewat rekaman video yang diunggah di laman Instagram Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) UNRI pada Kamis, 4 November 2021.

Ironinya, saat mengadukan hal memalukan itu kepada Ketua Jurusan, alih-alih mendapat pembelaan dan perlindungan dia mengaku justru ditertawakan.

Baca Juga: CRAVITY Alami Pelecehan Seksual oleh Seorang Wanita Misterius, Netizen Inginkan Pelaku Menerima Hukuman Berat

Dalam pengakuannya, mahasiswi tersebut mengaku dilecehkan oleh dosen pembimbing berinisial SH dan berlangsung di ruangan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNRI pukul 12.30 WIB pada Rabu, 27 Oktober 2021 yang lalu.

"Saya mahasiswi FISIP UNRI yang mengalami pelecehan seksual di lingkungan kampus," ujar mahasiswi tersebut dikutip SeputarTangsel.Com dari Instagram @komahi_ur pada Kamis, 4 November 2021.

Pada saat melakukan bimbingan proposal skripsi di ruangan tersebut, hanya ada dia dan dosen pembimbingnya yang berinisial SH.

Mahasiswi tersebut mengatakan SH awalnya menanyakan hal-hal pribadi, kemudian dalam percakapan tersebut dosen berinisial SH mulai melontarkan kata-kata yang membuat dirinya merasa tidak nyaman.

Baca Juga: Hotman Paris Tanggapi Perkembangan Perundungan dan Pelecehan di KPI: Ini Sudah Jadi Kasus Nasional

"Beberapa kali pak SH mengatakan kata-kata yang membuat saya tidak nyaman, seperti mengatakan kata-kata 'i loveyou' yang membuat saya merasa terkejut," ungkapnya.

Lebih lanjut peristiwa tak mengenakan tersebut berlanjut saat mahasiswi tersebut hendak bersalaman untuk pamit, ia mengaku sang dosen memegang kedua bahunya sambil mendekatkan tubuhnya.

Kemudian dosen berinisial SH itu memegang kepala mahasiswi tersebut dengan kedua tangannya sambil mencium pipi sebelah kiri dan kening.

Mahasiswi tersebut mengaku ketakutan dan badannya terasa lemas akibat kejadian tersebut, hingga ia menundukkan kepalanya.

Namun SH justru melontarkan perkataan yang membuat dirinya semakin terkejut.

Baca Juga: Pangeran Andrew Digugat Atas Tuduhan Pelecehan yang Terjadi 20 Tahun Lalu  

"Bapak SH segera mendongakkan kepala saya dan ia berkata, 'mana bibir, mana bibir'," terang mahasiwi tersebut.

Tindakan tersebut membuat korban merasa terhina sekaligus sangat terkejut, hingga mendorong tubuh SH agar menjauh dari dirinya.

Tetapi SH justru menanggapi dengan santai dan berkata 'yaudah kalau gak mau', jelas mahasiswi tersebut.

Tak cukup sampai di situ usahanya untuk menuntut perlakuan tak senonoh tersebut justru medapat respons yang tak menyenangkan dari pihak jurusan.

Salah satu dosen Hubungan Internasional lainnya yang ia mintai bantuan agar bisa mengganti dosen pembimbing sekaligus mengadukan kasus tersebut kepada Ketua Jurusan, justru melarangnya untuk mengungkap peristiwa tersebut.

Baca Juga: Sindir KPI Pusat yang Kerap Bicara Moral, Ernest Prakasa: Lupa Lirik Cermin, Komisi Pelecehan Indonesia

"Beliau berusaha menghalang-halangi saya untuk mendapat keadilan atas perlakuan yang tidak pantas, yang diberikan oleh bapak SH kepada saya," ujarnya.

Meski akhirnya dosen tersebut menemaninya untuk bertemu Ketua Jurusan, namun sang dosen justru melimpahkan kesalahan tersebut kepada dirinya di hadapan Ketua Jurusan.

"Bahkan beliau juga mengatakan bahwa bapak SH melakukan hal ini bukan karena kebiasaan, tapi karena accidental atau kekhilafan saja," tuturnya.

Lebih mengejutkannya lagi, respons Ketua Jurusan dan dosen yang mendampingi justru menertawakan kesaksian yang diungkap oleh sang mahasiswi.

Baca Juga: Wasekjend PAN Kecam Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di KPI yang Laporkan Korban dengan Ancaman UU ITE

"Mereka berdua tertawa akan hal itu, di depan saya yang telah mengalami pelecehan seksual yang mereka sendiri tidak merasakan bagaimana sakitnya, bagaimana pedihnya merasa harga diri diinjak-injak," ungkapnya dengan suara yang gemetar.

Usai pertemuan tersebut korban justru disarankan bertemu terduga pelaku, untuk membicarakan masalah tersebut tanpa memperhatikan kondisi psikologis korban.

Mahasiswi tersebut berharap keberaniannya untuk berbicara kepada publik atas dugaan pelecehan tersebut bisa berbuah keadilan bagi dirinya, dan pelaku mendapatkan hukuman yang berat.

Pihak KOMAHI yang mengunggah video itu menyebut, saat ini pihaknya beserta tim advokasi memberikan pendampingan yang intensif bagi korban.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler