Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Komika Ernest Prakasa kembali menyindir Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat yang kerap membicarakan moral.
Menurut Ernest Prakasa, KPI Pusat tidak pernah bercermin pada dirinya sendiri ketika membicarakan soal moral. Padahal, terjadi kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan pegawainya.
Hal tersebut disampaikan Ernest Prakasa usai Ketua KPI Pusat Agung Suprio malah memperbolehkan mantan narapidana pencabulan anak Saipul Jamil tampil di televisi untuk edukasi bahaya predator seksual.
Baca Juga: Sebut Ketua KPI Agung Suprio Mengkhawatirkan, Kemal Palevi: Kalau Gak Sehat, Mending Mundur Atuh Pak
"Ribut bicara moral, lupa melirik cermin," tulis Ernest Prakasa, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @ernestpraksa, Sabtu, 11 September 2021.
Saking geramnya, Ernest Prakasa menyebut akronim dari KPI sebagai Komisi Pelecehan Indonesia.
"Komisi Pelecehan Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, pengakuan dari seorang pria berinisial MS yang merupakan pegawai KPI Pusat sebagai korban dugaan perundungan dan pelecehan seksual oleh rekan kerjanya membuat publik heboh.
Baca Juga: Najwa Shihab Sebut Ketua KPI Siap Naik Panggung, Tiba-tiba Tolak Dialog dan Tinggalkan Studio Mata Najwa
Pasalnya, KPI Pusat selama ini kerap membicarakan soal moral sebagai lembaga penjaga moral siaran televisi Indonesia.
Korban dugaan perundungan dan pelecehan seksual di KPI Pusat sampai mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) akibat peristiwa yang menimpanya sejak tahun 2011-2020.
Di sisi lain, pernyataan Ketua KPI Pusat Agung Suprio mengenai diperbolehkannya mantan narapidana pencabulan anak Saipul Jamil tampil di televisi untuk edukasi bahaya predator seksual membuat publik semakin geram.
Baca Juga: Ketua KPI Sebut Saipul Jamil Bisa Tampil di TV Asal Beri Edukasi Bahaya Predator Seksual, Uus: KPI Bubar Yuk
Dalam podcast Deddy Corbuzier, Agung Suprio mengungkapkan agar masyarakat terutama aktivis hak asasi manusia (HAM) harus menyingkirkan HAM sementara demi Saipul Jamil.
"Ini lawannya adalah etika, kepatutan itu, dan kita singkirkan HAM sementara. Toh dia tetep boleh tampil, bukan nggak boleh tampil sama sekali, boleh tampil tapi dalam konteks edukasi," ungkap Ketua KPI Pusat itu, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Sabtu, 11 September 2021.***
