Gus Umar Hasibuan Sebut Jokowi Cuek Kala Luhut Berbisnis PCR dengan Rakyat: Enak Banget Jadi Menteri Saat Ini

6 November 2021, 08:36 WIB
Tokoh Nahdlatul Ulama, Gus Umar Hasibuan sebut Jokowi terlalu cuek kala menterinya berbisnis PCR /Twitter/@UmarSyadat_75

SEPUTARTANGSEL.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya mengakui keterlibatan dirinya dalam bisnis PCR PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

Meski begitu, Luhut mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengambil untung dalam bisnis PCR tersebut.

Luhut menegaskan, tujuan PT GSI didirikan adalah untuk membantu penyediaan tes Covid-19 di Indonesia dalam skala besar, bukan mencari profit.

Baca Juga: Bantah Ambil Keuntungan dari Tes PCR, Luhut: PT GSI Adalah Kewirausahaan Sosial, Bukan Untuk Cari Profit

Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, keuntungan dari PT GSI tidak pernah dibagikan kepada pemegang saham, melainkan untuk membantu penanganan pandemi Covid-19 dengan cara memberikan tes swab gratis kepada masyarakat kurang mampu dan tenaga kesehatan (nakes).

Meski begitu, banyak yang tak percaya dengan pernyataan Luhut.

Salah satunya adalah Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Gus Umar Hasibuan. Dia mempertanyakan, adakah pengusaha yang berbisnis tanpa mengambil untung.

Baca Juga: Luhut Tegaskan Tak Ambil Untung Bisnis PCR, Nicho Silalahi: Jujur Benar

"Bedakan saya tak ambil untung sedikitpun dgn saya tak ambil untung serupiahpun. Pertanyaannya:
Emang ada pengusaha berbisnis tak ambil untung?" kata Gus Umar, dikutip SeputarTangsel.com dari akun Twitter @UmarHasibuan75 pada Sabtu, 6 November 2021.

Gus Umar menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) cuek di kala menterinya berbisnis PCR dengan rakyat sehingga menurutnya menjadi menteri di era pemerintah Jokowi sangat enak.

"Yg pakai PCR rakyat. Menterinya berbisnis dgn rakyat presidennya cuek. Enak bgt jd menteri saat ini," ujarnya.

Baca Juga: Luhut dan Erick Thohir Terseret Bisnis Tes PCR, Refrizal: Mundurlah Bila Kau Masih Ada Etika

Lebih lanjut, dia juga mempertanyakan keuntungan para pengusaha dalam berbisnis PCR.

Pasalnya, sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu, harga PCR di Indonesia cenderung berubah-ubah, yakni sekitar Rp3-4 juta hingga akhirnya turun menjadi Rp275-300 ribu pada akhir Oktober 2021 lalu.

"Awal2 masa covid PCR bisa sampai 3-4 juta. Klu skrg bisa sampai 300 ribu kebayang gak untungnya pengusaha PCR?" pungkasnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler