RAPBN 2022 Tetap Bersandar pada Utang Luar Negeri, Said Didu: Fokus Pada Pelanggengan Kekuasaan  

20 Agustus 2021, 08:55 WIB
Said Didu menyoroti RAPBN 2022 yang disebut lebih banyak alokasi dana untuk pelanggengan kekuasan. /Foto: Twitter/@msaid_didu/

SEPUTARTANGSEL.COM – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu ikut angkat suara terkait Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2022 yang saat ini tengah diajukan kepada DPR RI.

Menurut Said Didu, isi RAPBN 2022 cenderung kepada pelanggengan kekuasaan. Sandaran dana pemasukannya juga tetap utang luar negeri.

Said Didu menilai hal tersebut berdasarkan pos-pos anggaran yang diajukan pemerintah, kemudian dibandingkan dengan APBN 2021 yang sudah berjalan lebih dari satu semester.

Baca Juga: Gagal Turun Harga Hanya 1x24 Jam, Tarif Tes PCR dan Swab Antigen Mahal, Said Didu: Lelucon Mengelola Negara

“Dua masalah bangsa adalah ekonomi dan pandemi. Namun RAPBN 2022 fokus kepada pelanggengan kekuasaan,” ungkap Said Didu, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube MSD pada Kamis, 19 Agustus 2021.

Dalam penjelasannya, Said Didu mengukur antara lain rencana pemasukan dan pengeluaran. Ketidakseimbangan keduanya, membuat Indonesia harus berutang.

"Pada akhir tahun 2021 utang diperkirakan Rp7.200 triliun. Pada tahun 2022 diperkirakan menjadi sekitar Rp8.100 triliun dan terus bertambah. Jika Presiden mengakhiri jabatan tahun 2024, diperkirakan utang mencapai Rp10.000 triliun. Itu berarti naik 4 kali lipat dibanding akhir masa jabatan SBY yang utangnya Rp2.600 triliun," paparnya.

Baca Juga: Said Didu Sebut Turunnya Harga PCR dan Swab Setelah 2 Tahun Pandemi, Peras Rakyat Korbankan Ratusan Ribu Nyawa

Said Didu pun menyoroti alokasi anggaran dan mengungkap fakta menarik.

"Yang bertambah justru biaya untuk infrastruktur menjadi Rp384 triliun. Yang kedua naik juga Badan Intelejen Negara (BIN) dan kepolisian juga naik cukup tinggi," ucap Said Didu.

"Alokasi untuk kepolisian naik dengan anggaran hampir sama dengan TNI yang harus membeli alutista mahal-mahal," ucap Said Didu menjelaskan.

“Pembangunan bandara dan jalan tol yang jelas-jelas merugi, kembali dilakukan pada tahun RAPBN 2022,” ujar Said Didu menyoroti hal kedua.

Baca Juga: Harga Tes PCR Turun Jadi Rp495 Ribu, Said Didu: Sekitar 2 Tahun Rakyat Diperas Lewat Aturan Pemerintah

Kerugian yang dimaksud Said Didu dijelaskan dengan kondisi jalan tol yang sepi. Sementara itu, Bandara Kertajati kini diubah menjadi bengkel. Belum lagi BUMN yang menggerakkan infrastruktur kini juga sedang mengalami kerugian.

"Alokasi anggaran untuk perekonomian turun. Begitu pula untuk kesehatan. Mudah-mudahan tahun depan kita sudah bisa mengatasi pandemi Covid-19," ucap Said Didu lagi.

“Tiga pilar APBN 2022 adalah melanggengkan kekuasaan, membangun proyek-proyek legacy pribadi yang merugi, dan yang ketiga mengalokasikan dana untuk perlindungan sosial. Judul APBN Kesehatan dan Perekonomian, faktanya tidak ada. Alokasi untuk kesehatan dan perekonomian rendah,” ungkap Said Didu di akhir pembahasan. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler