Kamus Sejarah Indonesia Menjadi Kesalahan Ketiga Kemendikbud yang Menjadi Catatan

21 April 2021, 20:40 WIB
KH Hasyim Asy’ari /Sumber: NU/

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Dunia pendidikan kembali dihebohkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak Senin, 19 April 2021. 

Kali ini terjadi karena softcopy Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan II.

Di dalam Kamus Sejarah Indonesia, tidak menyebutkan KH Hasyim Asy’ari sebagai tokoh dalam sejarah di Indonesia.

Baca Juga: Bikin Deg-degan, Burung Harga Rp 60 Juta Nyaris Hilang

Baca Juga: Israel Ngotot Bikin Pemukiman Yahudi Dan Menghambat Penyelenggaraan Pemilu Palestina

Padahal di dalam kamus setebal 339 halaman yang diterbitkan Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tertulis dengan jelas nama-nama tokoh komunis.

Profil Henk Sneevliet, pendiri Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV), organisasi berhaluan kiri yang menjadi partai komunis pertama di Asia tercantum profilnya di halaman 87.

Ada pula profil Darsono dan Semaoen, tokoh yang pernah menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia. Begitu pula dengan DN Aidit.

Baca Juga: Paspor Jozeph Paul Zhang Bisa Dicabut, Begini Penjelasan DPR

Baca Juga: Gizi Buruk Menimpa Venezuela, Program Pangan Dunia Turun Tangan

Terbitnya buku di atas mendapat reaksi keras dari beberapa tokoh. Khususnya Nahdlatul Ulama.

“Naskah tersebut sama sekali tidak layak dijadikan rujukan bagi praktisi pendidikan dan pelajar Indonesia, karena banyak berisi materi dan framing sejarah yang secara terstruktur dan sistematis telah menghilangkan peran Nahdlatul ULama dan para tokoh nasional Nahdlatul Ulama, terutama peran Syekh Hasyim Asy’ari,” ujar Humas Pesantren Tebuireng Kabupaten Jombang Nur Hidayat.

Lebih lanjut, Nur Hidayat juga menyatakan bahwa Kamus Sejarah Indonesia tidak sesuai dengan kenyataan. Isinya cenderung mengunggulkan organisasi tertentu dan mendiskreditkan yang lain.

Baca Juga: Dianggap Meresahkan, 20 Konten Jozeph Paul Zhang Diblokir Kominfo

Baca Juga: Menista Agama Hindu, Ormas Hindu Minta Desak Made Dharmawati Diusut

“Hal ini menunjukkan bahwa naskah tersebut tidak layak menjadi rujukan para praktisi pendidikan dan pelajar Indonesia. Di luar itu, banyak kelemahan substansial dan redaksional yang harus dikoreksi dari konten Kamus Sejarah Indonesia tersebut,” ujar Nur Hidayat kembali menegaskan.

Tidak hanya dari kalangan NU yang menyayangkan penerbitan Kamus Sejarah Indonesia yang kontroversial.

“Mas Menteri melakukan hattrick kecerobohan. Setelah hilangnya frasa agama dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 beberapa hari lalu ramai hilangnya mata kuliah Bahasa Indonesia dan Pancasila dalam PP. Dan sekarang hilang juga nama tokoh dan pahlawan nasional dari Kamus Sejarah Indonesia. Saya heran mengapa Mas Menteri makin ngawur,” ujar anggota Fraksi PAN DPR Guspardi Gaus.

Baca Juga: Nekat Mudik Saat Pandemi, Doni Monardo : Ini Bisa Menimbulkan Hal Tragis

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Iran Temui Presiden Joko Widodo Bahas Perluasan Hubungan Bilateral

Guspardi meminta Kemendikbud menarik peredaran buku Kamus Sejarah karena berbahaya bagi pembentukan karakter peserta didik karena informasi sejarah yang tidak akurat.

Dilansir dari Antara, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyebutkan kamus yang ramai diperbincangkan tidak pernah terbit secara resmi.

“Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat,” ujar Hilmar.

Baca Juga: Wow, Menteri Perhubungan Targetkan Jutaan Kendaraan Listrik Beredar di Indonesia Pada 2030

Baca Juga: Mengaku Tak Pernah ke TMII, Goenawan Mohamad Ungkapkan Alasannya

Hilmar menegaskan Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia termasuk KH Hasyim Asy’ari.

Buktinya, di Jombang ada Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari yang didirikan Kemendikbud. Bahkan, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional lembaga juga menerbitkan buku tentang KH Hasyim Asy’ari. ***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler