SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi ramai-ramai lakukan vaksinasi gunakan Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta pada hari Rabu, 14 April 2021 kemarin.
Padahal, vaksin besutan mantan menteri kesehatan dr. Terawan itu masih jadi polemik.
Bahkan, BPOM RI telah secara resmi menolak memberi izin uji klinis tahap II Vaksin Nusantara.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Marah Lihat Video Lucinta Luna Renang dengan 'Menyiksa' Lumba-Lumba: Stupidity!
Pasalnya menurut temuan mereka, Vaksin Nusantara tidak memenuhi standar dan dibuat dalam kondisi yang tidak steril.
Menanggapi hal ini, Pengamat Politik Rocky Gerung pun ikut angkat suara.
Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perlawanan politik dari para tokoh.
Baca Juga: Joe Biden Mengumumkan Akhir Perang Terlama AS di Afghanistan
Baca Juga: Buka Puasa di MRT dan Transjakarta? Ini Aturannya: Dilarang Makan Berat
"Kita merasa bahwa ada semacam perlawanan politik karena kita lihat kok tokoh-tokoh pamer 'Kami Vaksin Nusantara.' Itu sama dengan Istana dulu pamer 'Kami Pancasila.' Kira-kira begitu kondisi kita saat ini," kata Rocky, dikutip Seputartangsel.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada hari Kamis, 15 April 2021.
Dia mengatakan, vaksinasi yang dilakukan oleh para politisi merupakan sinyal bahwa mereka sudah tidak percaya lagi kebijakan pemerintah.
Mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu menuturkan, dr. Terawan memiliki hak untuk melakukan penelitian untuk membuat vaksin.
Baca Juga: Tidak Bisa Memuaskan Hasrat Seksualnya, Seorang Pemuda di Cengkareng Jakarta Barat Tega Aniaya Waria
Baca Juga: Ngeri, Kota Bekasi Dilanda Hujan Es
Menurutnya, masyarakat tidak mungkin terus-menerus dipaksa pemerintah untuk menggunakan vaksin asing karena yang dicemaskan adalah adanya kepentingan bisnis.
"Itu membuat kita cemas dan menganggap jangan-jangan di belakang itu ada permainan bisnis, ada permainan diplomasi, segala macam," kata Rocky.
"Karena soal kesehatan dunia, sudah jadi semacam permainan farmako politik, perusahaan farmasi dan kepentingan politik," sambungnya.
Baca Juga: Setahun Pandemi, Usaha dan Industri Sepatu di Tangsel Kembang Kempis
Dia menilai, pandemi Covid-19 merupakan teror bagi kesehatan psikis manusia sehingga penelitian sangat dibutuhkan.***