SEPUTARTANGSEL.COM- Kasus batas pendapatan masyarakat untuk mengikuti program pembelian rumah DP 0 rupiah makin ramai.
Teddy Gusnaidi, Politikus PKPI yang dikenal vokal melalui akunnya @TeddyGusnaidi mencuitkan protesnya kepada @aniesbaswedan.
Dikatakannya pada 2017 Teddy telah menyangkal program rumah DP 0 rupiah. Bukan untuk masyarakat miskin, tapi untuk masyarakat menengah.
Baca Juga: Menteri Kesehatan Inggris Menyebut Vaksin AstraZeneca Masih Aman
"Dulu ketika gue bilang rumah DP 0% bukan untuk org yg memiliki upah minimum, gue dimaki2. Akhirnya kejadian.., yg bisa memiliki rumah DP 0% hanya utk yg upahnya Rp7 jt."
Teddy melanjutkan dengan upah Rp7 juta di Jakarta tahun itu, rasanya bukan rakyat miskin lagi, tetapi kelas menengah.
Ternyata dengan upah Rp7 juta masih tetap belum bisa mengikuti program rumah DP 0 rupiah. Karena Anies Baswedan menaikkan batasan hingga Rp14 juta.
Baca Juga: Stop Sebar Sertifikat Vaksinasi Covid-19 di Medsos, Menkominfo Sebut Bahayanya
Baca Juga: Nigeria Alami Krisis Ekonomi Terparah, Dipicu Harga Pangan Terus Melonjak dan Covid-19
"Ternyata gak bisa juga, skrg yg upahnya 14 jt,"
Teddy pun kembali mengatakan dengan upah Rp 7 hingga 14 juta bukanlah rakyat miskin, tetapi kelas menengah.
"Kini gue terharu dan bangga, rakyat kecil itu ternyata bergaji 14 juta," tulis Teddy.
Sejak awal program yang menjadi andalan Anies Baswedan agar terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta ini menjadi polemik.
Baca Juga: Hanya Karena Jengkel dengan Pacar, Bayi 2 Tahun Dianiaya, Ini Pelakunya
Saat awal diungkapkan Anies Baswedan, batas pendapatan masyarakat yang bisa mengikuti program ini adalah UMR DKI, yang waktu itu di kisaran 4 juta.
Di tengah jalan, program ini banyak mengalami perubahan, termasuk batasan minimal pendapatan menjadi Rp7 juta dan diubah lagi menjadi Rp14 juta.
Teddy pun menyenggol Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan .
"Nies.. yg upahnya 14 jt gak perlu lu bantu, mrk bisa sendiri..," tulisnya diakiri emoticon nyengir.***