Dituduh Hina Jokowi, Rocky Gerung Akui Dicaci Maki oleh Para Cebong

20 Februari 2021, 16:24 WIB
Rocky Gerung. /Instagram.com/@rocky.gerung

SEPUTARTANGSEL.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung dituduh menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh beberapa pihak yang dia sebut sebagai 'cebong'.

Hal ini terkait tanggapannya tentang wacana revisi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) oleh Presiden Jokowi.

"Dalam satu hari ini, saya kebanjiran caci maki dari cebong-cebong yang menghajar saya karena seolah-olah saya menghina Presiden Jokowi," ungkap Rocky, seperti dikutip Seputartangsel.com dari Kanal YouTube Rocky Gerung Official pada hari Sabtu, 20 Februari 2021.

Baca Juga: UU Penjaga Pantai Baru China Dinilai Berpotensi Tingkatkan Sengketa Maritim, Amerika Serikat: Turut Prihatin

Baca Juga: Dengan Secangkir Kopi, Artis Nicky Tirta Bersantai Melihat Rumahnya Kebanjiran Dampak Hujan Deras Tadi Malam

Menurut mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu, dirinya hanya menyambut ajakan Presiden untuk mengkritik dan dihubungkan dengan masalah kebebasan demokrasi di Indonesia, termasuk masalah threshold.

Pasalnya, menurut Rocky hal itu hanya menguntungkan partai-partai tertentu untuk berkuasa.

Secara lebih lanjut, dia mengatakan bahwa 'kodok' semakin peka dengan kata-kata padahal mereka tidak dapat berkata-kata.

Baca Juga: Pemecatan Dua Wakil Rektor UIN Jakarta Upaya Pembungkaman Kasus Korupsi?

Baca Juga: Mantan Politisi Demokrat Sarankan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk Mundur dari Jabatannya Gegara Ini

Namun, dia mengakui bahwa logika berkatanya terlampau berat sehingga terjadi kesalahpahaman.

Rocky menduga bahwa ada orkestrasi di balik komentar-komentar caci maki kepada dirinya.

"Saya berpikir 90 persen itu artinya ada orkestrasi, ada yang dibayar," kata Rocky.

Baca Juga: WASPADA! Hujan Deras Masih Akan Melanda Wilayah Tangerang Selatan Hari Ini 20 Februari 2021

Baca Juga: Cek Guys Kode Redeem ML Mobile Legends Terbaru 20 Februari 2021 Berhasil Dapat Skin, Fragmen dan Diamond

Menurut Rocky, apa yang dimaksud dengan otak Presiden adalah kemampuan Jokowi dalam membuat kebijakan publik.

"Kalau kita bicara tentang otak, itu langsung dibayangkan bahwa yang dimaksud adalah isi kepala dalam bentuk fisik dari Presiden yang cacat. Padahal saya terus menerus mengatakan otak Presiden, artinya kemampuan dia membuat public policy," ujarnya.

"Bukan soal cacat otaknya, itu lain lagi. Jadi otak Presiden katanya otak kabinet. Apa isinya? Kebijakan. Jadi apa yang mesti direvisi? Kebijakan. Apa lagi? Pengetahuan dia tentang demokrasi," lanjut Rocky.

Baca Juga: Update Kode Redeem FF Free Fire Terbaru 20 Februari 2021 Dapatkan Hadiah Skin dan Item Gratis

Baca Juga: Hati-hati, Banjir Terjadi di TB Simatupang Sebabkan Macet Parah, Begini Detailnya

Dia juga mengatakan bahwa para buzzer tidak memiliki kemampuan membaca intelektual dari perkembangan peradaban.

Karenanya, pendidikan untuk buzzer dibutuhkan agar mereka paham.

Rocky juga menyindir Ruhut Sitompul yang dianggapnya kurang tidur karena tidak mampu membaca argumennya.

Baca Juga: Pekan Depan Pemerintah Distribusikan Vaksin untuk Lansia, Perhatikan Cara Mendaftarnya

Baca Juga: Uji Coba Tahap II Vaksin Nusantara Segera Digelar, Simak Kelebihannya Menurut Dahlan Iskan

Kemudian, Rocky Gerung juga mempertanyakan wacana revisi UU ITE oleh Presiden Jokowi.

Menurutnya, tidak ada jaminan interpretasi dari wacana revisi UU ITE ini.

"Kan enggak jelas sebetulnya Jokowi minta supaya direvisi atau minimal dibikin standar interpretasi. Sekarang problemnya apakah interpretasi itu punya kekuatan hukum untuk menjerat orang? Soalnya juga enggak jelas. Kominfo juga enggak tahu mau bikin apa kan. Kan subjeknya dari UU itu adalah soal transaksi elektronik, jadi kenapa dia pindah menjadi soal kebebasan berbicara? Jadi interpretasinya cukup satu kalimat saja, kembalikan interpretasi itu pada soal transaksi elektronik, bukan soal transaksi pikiran kritis," ucapnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler