Terbentur Anggaran, Ekskavasi Situs Dingkel di Indramayu Dihentikan Hingga 2021

14 Desember 2020, 14:29 WIB
Ekskavasi situs Dingkel, Indramayu dihentikan menunggu anggaran tahun 2021. /Foto: Cirebon Raya/Agung Nugroho/

SEPUTARTANGSEL.COM - Usaha untuk menguak tabir sejarah situs Dingkel di Desa Sambimaya, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat terpaksa dihentikan.

Penghentian ini disebabkan karena anggaran yang dipakai untuk ekskavasi sejak 2 Desember hingga 11 Desember 2020 telah berakhir.

Ekskavasi akan dilanjutkan menunggu penganggaran kembali. Karena sudah menginjak Desember, kemungkinan besar baru dianggarkan kembali pada 2021 mendatang.

Baca Juga: Sabar! Bio Farma Belum Buka Pelayanan Pre-Order Vaksin Covid-19 Sinovac

Baca Juga: Habib Rizieq Ditahan 20 Hari, Ternyata Ini Dua Alasan Utamanya

Anggaran yang dibutuhkan untuk merekonstruksi kembali sisa-sisa sejarah memang tidak sedikit.

Selain itu juga membutuhkan kerja sama dari berbagai instansi dan masyarakat, di antaranya dari tim ahli cagar budaya dan tim arkeologi.

Dicuplik Seputartangsel.com dari artikel Cirebon Raya yang berjudul Penggalian Candi Dingkel Dihentikan, Ada Kemiripan dengan Candi Budha Batujaya dan Muaro Jambi, hal tersebut diungkapkan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten yang sekaligus juga ketua tim penelitian dan penyelamatan Situs Dingkel, Soni Prasetiya Wibawa.

Baca Juga: The Uncanny Counter Cetak Rating Tertinggi, Segini Angkanya

Baca Juga: Waw, BLT Subsidi Gaji Tahap 5 Cair, Begini Cara Ceknya Melalui Link Ini

“Penghentian ekskavasi menunggu alokasi anggaran. Sebab untuk mengungkap peninggalan arkeologi melalui metode ekskavasi diperlukan alokasi anggaran yang tidak sedikit dan sifatnya multi year,” kata Soni.

Selain soal anggaran, Soni juga mengungkap kerja sama antar instansi untuk melanjutkan pengungkapan peninggalan sejarah ini.

"Direncanakan, ekskavasi tidak saja BPCB Banten dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Indramayu. Tetapi juga akan melibatkan Balai Arkeologi Jawa Barat atau instansi lain di Jawa Barat dan Indramayu sendiri," tambah Soni.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Bogor Bertambah, Giliran Sekda yang Terinfeksi Corona

Baca Juga: Sambil Bersepeda, Jokowi Tegaskan Kewajiban Aparat Adalah Tegakkan Hukum Secara Tegas

Karena penghentian sampai batas waktu yang belum bisa diungkap, untuk mengamankan situs yang ada, tim peneliti mengamankan keberadaan situs. Tim melakukan penutupan temuan menggunakan plastik dan melakukan pengurugan.

Tim arkeolog juga mengamankan fragmen atau pecahan bata merah ke tempat yang aman dari aktivitas masyarakat dan menandai lokasi situs dengan patok permanen yang terbuat dari semen cor.

Pada ekskavasi situs Dingkel ini, tim mengungkap adanya temuan struktur bata, yang terdiri dari 21 susunan lapisan bata merah dan menemukan sudut bangunan yang diduga candi.

Baca Juga: Besok Terakhir, Buruan Login www.prakerja.go.id Agar Dapat Insentif Rp2,4 Juta dari Kartu Prakerja

Baca Juga: Sinopsis Mahabharata Episode 82, Tayang di ANTV Hari Ini, Senin 14 Desember 2020

Selain itu juga ditemukan lantai bangunan dan fragmen atau pecahan stupa yang berbahan bata merah. Juga ditemukan pecahan keramik eropa, fragmen tepian gerabah dan arang.

Arkeolog senior sekaligus ahli candi Indonesia Prof Dr Agus Aris Munandar menyatakan, situs Dingkel ini diperkirakan merupakan kawasan atau kompleks permukiman umat Budha pada masa itu.

Melihat dari hasil temuannya, profesor Agus tidak menampik situs ini memiliki kesamaan dengan situs Batujaya di Karawang dan situs Muaro Jambi di Jambi.

Baca Juga: Berita Duka Cita, Ayah Yuku DKB Meninggal Dunia

Baca Juga: Kasus Megamendung, Polda Jabar Periksa Habib Rizieq Shihab di Rutan

"Saya meyakini ada reruntuhan stupa besar di kawasan itu dan perlu dilakukan penelitian dan ekskavasi secara berkala agar segera terungkap," jelas arkeolog senior asal Indramayu ini.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi mengungkapkan, temuan ini juga menandakan peradaban di Indramayu sudah lengkap, yakni dari masa prasejarah, masa Hindu Budha, masa Islam, dan masa kolonial.

Baca Juga: Ikatan Cinta Sukses Tuai Antusiasme Penonton, Berikut Profil Arya Saloka Pemeran Aldebaran

Baca Juga: Sukses Bintangi Sinetron Ikatan Cinta, Ini Profil Lengkap Amanda Manopo

"Temuan ini sekaligus melengkapi temuan peninggalan masa pra sejarah di wilayah Indramayu yang ditemukan di Ciwado, kecamatan Terisi, berupa fosil stegodon dan gigi Carcarocles Megalodon atau ikan hiu purba yang hidup pada masa miosin hingga plestosin akhir kira kira 2,6 juta hingga 1,8 juta tahun yang lalu, serta temuan tradisi batu besar (megalitik) yang hingga saat ini masih dimanfaatkan untuk sarana pemujaan,” tutup Dedy. *** (Cirebon Raya/ Agung Nugroho)

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler