Penerbang Pesawat TNI AU Ungkap Tantangan Terberat Dalam Proses Evakuasi 26 WNI dari Afghanistan

- 21 Agustus 2021, 18:56 WIB
TNI AU melakukan penjemputan WNI dari Palestina kembali ke Tanah Air pada Sabtu 21 Agustus 2021 dini hari
TNI AU melakukan penjemputan WNI dari Palestina kembali ke Tanah Air pada Sabtu 21 Agustus 2021 dini hari /tni.mil.id/

SEPUTARTANGSEL.COM - Banyak tantangan yang dihadapi oleh penerbang dan awak pesawat TNI Angkatan Udara (AU) saat menjalani operasi evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Afghanistan.

Menurut pilot atau penerbang pesawat Mayor Pnb Mulyo Hadi, tantangan tersebut salah satunya adalah adanya kerumunan massa yang memadati Bandara Hamid Karzai, Kabul.

Penerbang juga kesulitan dalam menerima data-data dari landasan dan kondisi di sekitar landasan Bandara Hamid Karzai yang selalu tidak menentu.

Baca Juga: Soroti Taliban Kuasai Afghanistan, Fadli Zon: Mudah-mudahan Jalin Perdamaian dan Hormati Hak-hak Perempuan

"Hambatan yang dihadapi terutama adalah data-data terkini dari landasan Bandara Hamid Karzai International, serta kondisi sekitar landasan yang tidak menentu," ujar Mulyo dikutip SeputarTangsel.com dari Antara pada Sabtu, 21 Agustus 2021.

Saat pesawat berada di Islamabad, pertambahan kerumunan massa di Bandara Hamid Karzai cukup besar.

Sehingga Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) memutuskan untuk menunda penjemputan selama 1-2 hari.

Baca Juga: Joe Biden Soal Afghanistan: Sudah Waktunya untuk Mengakhiri Perang Ini  

"Eskalasi kerumunan massa terjadi ketika awak pesawat sampai di Islamabad sehingga keputusan dari Kementerian Luar Negeri RI menunda penjemputan selama 1-2 hari," jelasnya.

Akan tetapi, para awak pesawat mendapatkan data lengkap terkait kondisi di Bandara Hamid Karzai, kemudian mereka memutuskan untuk melanjutkan penerbangan ke Kabul pada Jumat, 20 Agustus 2021.

Penerbangan tersebut dilakukan pada pukul 04.33 waktu setempat dengan harapan kondisi di bandara masih sepi.

Baca Juga: Detik-detik Pesawat TNI AU Evakuasi 26 WNI dari Afghanistan, Menlu Retno Marsudi: Benar-benar Tidak Mudah

Ternyata, masalah tidak berhenti sampai disitu, Bandara Hamid Karzai tersebut dikelilingi oleh wilayah pegunungan sehingga banyak fasilitas navigasi dan kontrol dari bandara yang tidak berfungsi.

"Saat pelaksanaan evakuasi, medannya dikelilingi pegunungan dengan ketinggian landasan pacu 5.877 kaki di atas permukaan laut," ung kap Mulyo.

"Ditambah fasilitas dan air traffic service yang tidak berfungsi maksimal, mengakibatkan awak pesawat menghadapi tantangan berat saat mendekati Bandara Hamid Karzai," sambungnya.

Selain itu, tantangan paling utama dan terberat bagi para awak pesawat TNI AU tersebut adalah saat akan melakukan pendaratan di Bandara Hamid Karzai.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: 26 WNI Dievakuasi dari Afghanistan dengan Pesawat TNI AU

"Landing di Kabul jadi tantangan paling utama bagi seluruh awak pesawat A-7305," ungkapnya.

Setelah berhasil mendarat, tim evakuasi segera menjemput 26 WNI dan tujuh warga negara asing untuk memasuki pesawat.

NATO memberikan waktu terbatas untuk evakuasi, maka tim menjadwalkan proses evakuasi berjalan selama 30 menit, namun pada akhirnya prosesnya memakan waktu dua jam.

Saat proses evakuasi, Mulyo mengatakan bahwa tidak semua barang bawaan dari WNI dan WNA dapat dibawa ke dalam pesawat dengan tujuan demi keselamatan.

Baca Juga: 26 WNI Dievakuasi dari Afghanistan dengan Pesawat TNI Pulang ke Indonesia

"Demi keselamatan bersama, kami membatasi barang bawaan hanya koper jinjing saja sehingga kami memohon maaf kepada WNI dan WNA karena tidak semua kopernya bisa masuk dalam pesawat," terangnya.

Untuk diketahui, pesawat TNI AU dengan Boeing 737 seri 400 Skadron Udara 17 lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Rabu, 18 Agustus 2021.

Perjalanan dari Jakarta ke Kabul memakan waktu selama 72 jam ditambah melakukan pemberhentian di Islamabad, Pakistan.

Rute yang dilalui adalah Jakarta-Aceh lalu menuju ke Kolombo, Sri Lanka, kemudian menuju Karachi-Islamabad, Pakistan, hingga sampai ke Kabul, Afghanistan.

Baca Juga: 18.000 Orang Dievakuasi dari Afghanistan, NATO Janji Lipatgandakan

Dalam penerbangan tersebut, terdapat 10 anggota Skadron Udara serta 17 TNI AU dan ditambah dua penerbang.

Selain itu, ada enam anggota dari Satbravo-90 Paskhas TNI AU yang terlibat dalam evakuasi 26 WNI dan 7 WNA tersebut.

Tentunya operasi tersebut menjadi sebuah kebanggaan bagi Mulyo dan timnya karena telah diberi kepercayaan dalam mengemban tugas negara untuk mengevakuasi WNI di tengah kondisi Afghanistan yang sedang memanas.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah