Seperti yang diketahui, pemimpin Min Aung Hlaing itu telah mengingkari janji sebelumnya, yang menyebutkan akan segera menggelar pemilu dalam kurun waktu satu tahun ke depan, tepatnya di tahun 2022.
Kekacauan yang diakibatkan kudeta Myanmar itu pun telah merenggut banyak korban.
Sejak awal kudeta Myanmar berlangsung, kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar (AAPP) melaporkan terdapat 940 orang yang tewas.
Selain itu, lebih dari 5.400 orang yang telah ditahan oleh pasukan keamanan Myanmar, termasuk semua pimpinan senior terpilih Myanmar.***