SEPUTARTANGSEL.COM - Konflik antara China dan Filipina di Laut China Selatan semakin memanas. Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk mengakhiri kepatuhan terhadap Beijing.
Anggota Parlemen dan Pakar Kebijakan Luar Negeri Filipina mengatakan, diamnya Duterte mengisyaratkan bahwa ada yang salah dengan masuknya kapal milisi maritim China di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila di Laut China Selatan.
Sejumlah pejabat Filipina termasuk Kepala Pertahanan secara terbuka telah menuntut agar kapal-kapal China segera meninggalkan wilayah perairan mereka.
Baca Juga: Habib Rizieq Selesaikan S3 di Rutan dan Bergelar PhD, Hidayat Nur Wahid Bilang Begini
Baca Juga: Harus Tahu, Ini 5 Manfaat Konsumsi Buah Kurma
Sementara itu, Duterte tetap diam selama seminggu-minggu. Baru pada Kamis, 15 April 2021 malam kemarin Juru Bicaranya mengatakan bahwa Presiden akan memilih inisiatif diplomatik secara pribadi.
Menanggapi sikap Duterte, Senator dari pihak oposisi Leila de Lima mengatakan bahwa Filipina bisa menjadi salah satu satelit China jika Presiden dan militer negara itu gagal dalam menghadapi persoalan di Laut China Selatan.
Menurutnya, kebijakan Duterte dapat merusak integritas wilayah Filipina.
Untuk diketahui, meski Filipinan telah mempertahankan pertahanan bersama Amerika Serikat (AS) sejak 70 tahun lalu, Duterte justru membina hubungan yang lebih dekat dengan China sejak dirinya menjabat pada tahun 2016 lalu.
Hal ini ditunjukkan dengan penghinaan tersebuka yang dia lemparkan kepada Washington, serta mengancam untuk mengakhiri aliansi militer AS-Filipina.
Senator lainnya, Risa Hontiveros mendesak Duterte untuk segera menghadapi China.
Baca Juga: Tokoh Papua Christ Wamea Sebut Wali Kota Bima Arya yang Penjarakan Habib Rizieq
Baca Juga: Paspamres Dinilai Arogan, Puluhan Jurnalis Unjuk Rasa di Kantor Wali Kota Medan
"China benar-benar berniat menolak cara diplomatik apapun untuk menyelesaikan perselisihan kami," kata Risa, dikutip Seputartangsel.com dari Aljazeera pada hari Jumat, 16 April 2021.
Lebih lanjut, Kedutaan Besar China di Manila diketahui telah angkat suara terkait berkumpulnya ratusan kapal milisi maritim China di wilayah perairan Filipina.
Menurutnya, kapal-kapal tersebut hanya mencari perlindungan di dekat terumbu akibat cuaca buruk.
Baca Juga: Korupsi Asabri, Nilai Aset yang Disita Kejagung Capai Puluhan Triliun Rupiah, Ada Kapal Tanker!
Dia mengklaim wilayah tersebut adalah bagian dari China sehingga dia mengatakan bahwa para nelayan China sudah terbiasa mencari ikan secara tradisional di tempat itu.***