Inggris telah menentang dan turut memberikan sanksi kepada sejumlah jenderal dan tentara Myanmar yang terlibat dalam kudeta.
Seperti yang telah diketahui, perselisihan antara pemerintah dan militer di negara itu terjadi lantaran Panglima Tertinggi Tatmadaw, Jenderal Min Aung Hlaing menuduh adanya tindak kecurangan dalam pemilihan parlemen pada 8 November 2020 lalu.
Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dibawah pimpinan Aung San Suu Kyi berhasil menang telak 83 persen.
Namun, Komisi Pemilihan menyatakan tidak ada bukti yang menyatakan adanya kecurangan.
Kemudian, pada 1 Februari 2021, militer menahan Aung San Suu Kyi dan pemimpin politik lainnya dan menyatakan keadaan darurat selama setahun.
Selama dalam keadaan darurat, militer memberlakukan peraturan jam malam dan dilarang untuk berkerumunan yang terdiri dari lima orang atau lebih.
Baca Juga: Laga Derby Atletico Madrid Vs Real Madrid, Siapa Pemenangnya?