Kudeta Militer di Myanmar Semakin Memanas, Perdana Menteri Inggris Boris Bohnson: Saya Ngeri

- 6 Maret 2021, 13:20 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson /Instagram/borisjohnsonuk

Baca Juga: Jhoni Allen Bilang KSP Punya KTA Bernomor Khusus, Kader Demokrat: Publik Juga Tahu Moeldoko dari Partai Hanura

Inggris telah menentang dan turut memberikan sanksi kepada sejumlah jenderal dan tentara Myanmar yang terlibat dalam kudeta.

Seperti yang telah diketahui, perselisihan antara pemerintah dan militer di negara itu terjadi lantaran Panglima Tertinggi Tatmadaw, Jenderal Min Aung Hlaing menuduh adanya tindak kecurangan dalam pemilihan parlemen pada 8 November 2020 lalu.

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dibawah pimpinan Aung San Suu Kyi berhasil menang telak 83 persen.

Baca Juga: Ridwan Kamil, Siapkan 10 Unit Rumah dan 10 Motor Untuk Para Pejuang Covid-19 Jawa Barat Terpilih, Ayo Ikutan!

Baca Juga: Marah karena AHY 'Disingkirkan' oleh KSP Moeldoko, Annisa Pohan Tulis Ayat Suci di Akun Twitter Miliknya

Namun, Komisi Pemilihan menyatakan tidak ada bukti yang menyatakan adanya kecurangan.

Kemudian, pada 1 Februari 2021, militer menahan Aung San Suu Kyi dan pemimpin politik lainnya dan menyatakan keadaan darurat selama setahun.

Selama dalam keadaan darurat, militer memberlakukan peraturan jam malam dan dilarang untuk berkerumunan yang terdiri dari lima orang atau lebih.

Baca Juga: Laga Derby Atletico Madrid Vs Real Madrid, Siapa Pemenangnya?

Halaman:

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini