SEPUTARTANGSEL.COM – Krisis di Myanmar pasca kudeta terhadap PM terpilih Aung San Suu Kyi terus berlanjut. Junta Myanmar mengancam akan menggunakan kekerasan terhadap para demonstran.
Hal tersebut diumumkan Junta Militer Myanmar, setelah sebelumnya mengeluarkan larangan berkumpul lebih dari 5 orang. Selama sepekan, Junta juga terus mematikan internet di malam hari.
Ini dilakukan untuk mengurangi seruan.
Baca Juga: Artis Marcella Daryanani Menikah Muda, Ini 5 Artis yang Juga Melakukannya
Baca Juga: Program Magister Terapan di STIP Jakarta Resmi Dapat Izin Pembukaan
Apalagi diisukan, pada Senin 22 Februari 2021, yang dianalogikan 22-2-2021 akan terjadi pengumpulan massa secara besar-besaran. Para demonstran menyamakan peristiwa yang terjadi dengan kejadian puluhan tahun lalu, 8 Agustus 1998 atau 8-8-1998.
Aksi protes terus dilanjutkan mengiring pembangkangan sipil.
Sejak tanggal 1 Februari ketika kudeta militer menahan Aung San Suu Kyi karena dugaan kecurangan sipil, banyak pekerja melakukan pemogokan.
Baca Juga: SE Kapolri Tentang UU ITE, Pidana Upaya Terakhir, Kedepankan Mediasi