Putranya Dibunuh, Ibu Ini Puasa Hingga Mati Demi Meraih Keadilan

- 14 Januari 2021, 07:30 WIB
Ganga Maya Adhikari.
Ganga Maya Adhikari. /Foto: Online Khabar/

Baca Juga: Indonesia Darurat Toleransi, Presiden Jokowi Minta Agar Jajarannya Lindungi Hak Asasi Manusia (HAM)

Nanda Prasad Adhikari meninggal pada hari ke-334 dalam aksi puasanya di bulan September 2014. Tuntutan mereka adalah pemenuhan komitmen yang dibuat pemerintah kepada Ganga Maya Adhikari.

Pencarian keadilan ditandai dengan investigasi yang tertunda selama 16 tahun. Politisi mempengaruhi keputusan pengadilan, yang bersalah dilindungi lembaga pemerintah dan non-pemerintah, dan komitmen yang tidak terpenuhi pemerintah.

Lembar informasi dari Komite Pengawas Akuntabilitas mengatakan bahwa Krishna Prasad Adhikari diculik dengan todongan senjata oleh dua laki-laki pada 4 Juni 2004. Saat itu dia dalam perjalanan untuk menemui kakek dan neneknya di Kotamadya Ratna Nagar.

Baca Juga: Media Asing Turut Beritakan Vaksinasi Covid-19 Perdana di Indonesia

Baca Juga: Soal Diwajibkannya Vaksinasi, Anggota DPR Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning: Pelanggaran HAM

Krishna Prasad Adhikari dibawa ke Bakulahar Chowk di kotamadya yang sama pada hari itu. Matanya ditutup, tampak linglung, dan tidak bisa bergerak.

Dia didorong ke tanah dan ditembak beberapa kali dengan pistol kecil. Setelah penembakan, orang-orang itu pergi meninggalkan Krishna Prasad Adhikari berdarah di jalan. Laporan otopsi menunjukkan penyebab kematian sebagai luka peluru di kepala di mana peluru masuk ke belakang kepalanya dan menembus dahi.

Tangannya terikat di belakang punggung dengan tali plastik. Tubuhnya juga memiliki bekas biru.

Baca Juga: Punya Cadangan Energi Melimpah, Indonesia Masih Hobi Impor Listrik dari Malaysia

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkini

x