SEPUTARTANGSEL.COM - Hari Guy Fawkes disebut juga Hari Api Besar. Sebuah perayaan di Inggris, yang dirayakan pada 5 November untuk memperingati kegagalan Plot Bubuk Mesiu pada 1605.
Konspirasi Plot Bubuk Mesiu dipimpin Robert Catesby. Dia sangat marah kepada Raja James I karena menindas umat Katolik.
Lalu mereka berencana untuk meledakkan Gedung Parlemen atau Istana Westminster dengan maksud membunuh raja dan anggota Parlemen Inggris.
Baca Juga: Setelah di Korea Selatan, Film Gundala Akan Tayang di Bioskop Jepang 13 November 2020
Baca Juga: Teken Pakta Integritas, Kapolda Sulut: Anggota Wajib Netral Dalam Pilkada
Rencananya gagal ketika para konspirator dikhianati. Salah satunya Guy Fawkes. Dia ditahan pada malam sebelum penyerangan, di ruang bawah tanah tempat bahan peledak yang akan digunakan disimpan.
Para konspirator lainnya semuanya terbunuh karena menolak penangkapan. Sementara Guy Fawkes diadili, dihukum, dan dieksekusi.
Dikutip Seputartangsel.com dari Encyclopedia Britannica, perayaan pertama kali Hari Guy Fawkes dilakukan pada 1606.
Baca Juga: Wow, Indonesia Akan Cari Kehidupan di Planet Atau Tata Surya Lain Mulai 2021
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Keluarga Berpendidikan Tinggi pun Menghemat Pengeluaran Pangan
Parlemen menyatakan 5 November sebagai hari syukur nasional atas konspirasi gagal itu.
Kenangan akan Guy Fawkes berubah
The Atlantic melaporkan bahwa kenangan akan Guy Fawkes berubah. Berabad-abad kemudian, dia diperingati sebagai populis yang tidak diunggulkan.
Pergeseran tentangnya, sebagian besar berhubungan dengan serial hidupnya dalam novel grafis Inggris yang menjadi film ‘V for Vendetta’ pada tahun 2005.
Guy Fawkes menjadi karakter yang mengilhami tokoh ‘V’. Berlatar di masa distopian Inggris yang diperintah pemerintahan fasis, situasi itu memiliki sedikit kemiripan dengan sejarah.
Baca Juga: Prabowo Subianto, Menteri Terbaik Jokowi Pilihan Responden Survei Indo Barometer
Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Episode 30, Tayang Hari Ini Kamis 5 November 2020
Guy Fawkes asli didorong tujuan religius. Sementara V yang bertopeng dan bersenjatakan pisau menyerang musuh-musuhnya dengan tujuan menjatuhkan negara fasis.
Mereka berdua berbagi tujuan untuk membom Gedung Parlemen sebagai tujuan akhir mereka. Guy Fawkes gagal sementara V berhasil.
Ada perbedaan paling mencolok antara keduanya.V muncul sebagai martir heroik yang bertindak untuk kebaikan yang lebih besar.
Sementara Guy Fawkes dipandang sebagai pengkhianat. Demikian pendapat Profesor sejarah di Universitas Rutgers Alastair Bellany.
Baca Juga: Status Gunung Merapi di Perbatasan Jateng-DIY Hari Ini Dinaikkan Menjadi Siaga
Baca Juga: Debat Terbuka, Bahlil Minta Mahasiswa Buat Rekomendasi Soal UU Cipta Kerja ke Pemerintah
Citra Guy Fawkes Hari Ini
Citra Guy Fawkes bukan hanya film. Topeng yang dipopulerkan di ‘V for Vendetta’ segera muncul dalam demonstrasi anti-pemerintah di seluruh dunia.
Dari gerakan pendudukan Wall Street pada 2011, hingga protes di Bahrain, Thailand, dan Arab Saudi.
Topeng Guy Fawkes juga menjadi simbol kelompok hacktivis Anonymous.
Baca Juga: Sejumlah Negara Mulai Membaik, Indonesia Justru Mulai Memasuki Resesi
Baca Juga: Libas Resesi, Promosikan Bisnis UMKM Anda di Seputartangsel.com, Gratis!
James Sharpe, penulis ‘Remember, Remember: A Cultural History of Guy Fawkes Day’ menyatakan bahkan Guy Fawkes Inn, sebuah pub di York telah mengganti potret asli Guy Fawkes dengan topeng ikonik.
“Persepsi modern, topeng, dan sebagainya adalah konfigurasi kembali Fawkes secara lengkap,” kata James Sharpe. ***