Area Perbatasan Ditutup karena Pandemi Covid-19, PBB: Staf Internasional Telah Tinggalkan Korea Utara

20 Maret 2021, 20:43 WIB
Potret bendera PBB /Foto: Pixabay/Edgarwinkler/

SEPUTARTANGSEL.COM - Seorang Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa tidak ada anggota staf internasional yang berada di Korea Utara (Korut).

Meski selama ini pemerintahan Kim Jong Un menyatakan bebas dari ancaman pandemi virus Covid-19, negara itu telah menutup area perbatasan sebagai sebuah upaya mencegah penyebaran Covid-19.

Baru-baru ini dikabarkan dua staf internasional PBB yang tersisa dengan berfokus pada bidang pangan dunia (WFP) telah meninggalkan kawasan Pyongyang.

Baca Juga: Tim Bulu Tangkis Indonesia Terusir dari All England 2021, BWF Akhirnya Angkat Suara dan Mengaku Frustasi

Baca Juga: Habib Rizieq Ogah Bersuara di Pengadilan, Ferdinand Hutahaean Minta Mantan Imam Besar FPI Itu Dihukum Maksimal

Kantor PBB dipastikan akan tetap buka dan menjalankan tugasnya dengan bekerja dari jarak jauh, seperti yang dikutip Seputartangsel.com dari Channel News Asia pada Sabtu, 20 Maret 2021.

Hal ini dikarenakan demi kepentingan rakyat Korut dan anggota staf lokal.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Jumat, 19 Maret 2019 di New York

Baca Juga: PBB Geram, Total Korban Tewas Anti Kudeta Myanmar Capai 237 Orang

Baca Juga: Ternyata Karena Ini, Artis Cynthiara Alona Jadikan Hotelnya Tempat Prostitusi

Dujarric mengatakan bahwa setelah satu tahun lamanya dinas di Korut, anggota staf PBB telah kembali pulang menuju negara asalnya untuk mengunjungi keluarga mereka.

Saat mereka hendak kembali berdinas ke Pyongyang, Korut melakukan penutupan perbatasan dengan alasan pandemi.

Sehingga PBB mencabut aturan bagi staf internasional untuk berdinas ke Korut.

Baca Juga: Putus Hubungan, Malaysia Beri Waktu 48 Jam Kedubes Korea Utara untuk Boyong dari Kuala Lumpur

Baca Juga: Presiden Jokowi Tengah Membentuk Tim Khusus Terkait Revisi UU ITE

Beberapa badan internasional seperti PBB termasuk WFP, WHO dan UNICEF memiliki gedung kantor di Korea Utara. Namun, pihak organisasi internasional tersebut tidak dapat menjelaskan kapan karyawan mereka dapat kembali.

Para ahli mempertanyakan kebenaran terkait klaim Korea Utara atas nol kasus Covid-19.

Para ahli menilai sistem perawatan kesehatan publik maupun warga sipil di Korut sangat berantakan.

Kondisi mengkhawatirkan yang berisiko itu dapat memicu terjadinya krisis kemanusiaan jika terjadi wabah besar.

Baca Juga: Jepang Akhirnya Akui Legalitas Komunitas LGBT Menikah

Kelompok kesehatan Internasional mengungkapkan Korut diprediksi akan berpotensi untuk menerima 1,9 juta dosis vaksin yang diproduksi oleh india dalam paruh pertama tahun ini, dengan jumlah penduduk 26 juta orang.

PBB mengungkapkan tetap berusaha menjalin kerja sama dengan pemerintah Korut untuk memberikan dukungan kampanye vaksinasi Covax dengan harapan dapat memberikan kesempatan kepada staf untuk kembali.


"Upaya pencegahan Covid-19 yang ketat di Korut telah berdampak pada operasi kemanusiaan. Hal ini menyebabkan berkurangnya kapasitas operasional, seperti kehabisan pasokan penting, dan tertundanya pengiriman program kemanusiaan," kata Dujarric dalam pernyataannya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler