SEPUTARTANGSEL.COM - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah kian mengkhawatirkan.
Diketahui, status Gunung Merapi sudah dinaikkan menjadi Siaga sejak Kamis 5 November 2020 lalu.
Saat ini, warga di sekitar Gunung Merapi sudah banyak diungsikan ke tempat yang lebih aman yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat.
Baca Juga: Asyik, BLT Bantuan Sosial Tunai Rp200 Ribu Diperpanjang Hingga Juni 2021
Baca Juga: Puan Maharani Akhirnya Mengaku Matikan Mikrofon Saat Pengesahan UU Cipta Kerja, Ini Alasannya
Aktivitas Gunung Merapi pada hari ini, Jumat 13 November 2020 terjadi berkali-kali gempa guguran bahkan semburan vulkanik.
Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Gunung Merapi mengalami sejumlah tremor.
Pada Jumat, 13 November 2020, pukul 06.00 WIB tercatat gempa guguran sebanyak 9 kali, gempa hembusan 8 kali, gempa hybrid fase banyak 78 kali dan gempa vulkanik dangkal 11 kali.
Baca Juga: Habib Rizieq Sapa Ribuan Simpatisan dari atas Sunroof Mobil di Puncak Bogor
Baca Juga: Habib Rizieq Shihab dan Wagub DKI Jakarta Hadiri Perayaan Maulid Nabi di Tebet
Dikutip Seputartangsel.com dari Antara, Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Jumat, menyebutkan, 19 gempa guguran itu memiliki amplitudo 5-80 mm dan berlangsung selama 13.6-62.2 detik.
Selain gempa guguran, Gunung Merapi juga mengalami 18 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-20 mm selama 14.1-30.2 detik, 64 kali gempa hybrid dengan amplitudo 3-30 mm selama 5.41-11 detik, serta 14 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 40-75 mm selama 11.2-54.6 detik.
Berdasarkan pengamatan visual di puncak Gunung Merapi, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 75 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga: Kisah Mirzon, dari Ketua Yayasan Hingga Pimpin JNE Tangerang
Baca Juga: Tak Berpikir Turis Mancanegara Dulu, Kemenparekraf Fokus Gaet Wisatawan Lokal
Cuaca di gunung itu cerah. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 15-20.8 derajat selsius, kelembaban udara 66-89 persen, dan tekanan udara 626.77-687.9 mmHg.
BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
Baca Juga: Update Corona Indonesia 13 November 2020: Rekor Baru, Lebih 5.000 Positif Covid-19 dalam Sehari
Baca Juga: BTS, TXT, NU'EST, dan GFRIEND Pertama dalam Sejarah, Tampil Bareng di Big Hit Entertainment
BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.***