Walhi: Banyak Bencana Gara-gara Hutan Kalimantan Disalahgunakan

- 9 November 2020, 12:42 WIB
Hutan tropis di Kalimantan.
Hutan tropis di Kalimantan. /Foto: Pixabay/

SEPUTARTANGSEL.COM - Bencana alam yang terjadi di Indonesia, tidak lain karena hutan sudah banyak disalahgunakan.

Apalagi, kawasan hutan Kalimantan yang selama ini dikenal sebagai salah satu paru-paru dunia dengan luas lahan hutan sekitar 40,8 juta hektare.

Demikian diungkapkan Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Tengah, Dimas Novian Hartono.

Baca Juga: Beredar Foto Habib Rizieq dalam Perjalanan dari Kota Jeddah

Baca Juga: Striker Manchester City Luapkan Kekecewaan Usai Ditahan Imbang Liverpool

“Predikat sebagai paru-paru dunia perlahan hilang. Ditambah lagi dengan karhutla yang tiap musim kemarau terjadi, sehingga memperparah kerusakan hutan, dampaknya di saat cuaca ekstrem misalnya, saat hujan deras, tidak bisa menyerap dan menampung air,” kata Dimas, Minggu 8 November 2020.

Menurut dia, alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan menyebabkan 80 persen lebih hutan rusak parah di Kalimantan Tengah.

“Karena itu, siapapun kepala daerah yang terpilih dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah 2020 di Kalteng, agar mengevaluasi perizinan hutan, kalau bisa, stop sementara waktu di bidang perkebunan, sebab sudah terlalu banyak beroperasi. Hal itu bertujuan untuk melindungi fungsi hutan sebagai paru-paru dunia,” paparnya dikutip Seputartangsel.com dari RRI.

Baca Juga: DPR RI Usul Lakukan Revisi UU Cipta Kerja, Benny K Harman: Menjilat Ludah Sendiri

Baca Juga: Perang Dunia 3 di Ambang Pecah, Ini Kata Kepala Staf Pertahanan Inggris

Sementara itu, Pembina Tagana Kalimantan Tengah Farid Wajedi meminta setiap personil di sejumlah Kabupaten, dapat menyiapkan peralatan diperlukan guna membantu evakuasi warga.

“Harus sigap mendirikan dapur umum, untuk kebutuhan pengungsian,” kata Farid.

Baca Juga: Prihatin! Anak-Anak Lebih Kenal YouTuber Daripada Pahlawan Nasional

Baca Juga: Negara Sekutu Bergairah Sambut Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS 2020

Farid menyebutkan tujuannya adalah dalam rangka ikut serta membantu penanganan bencana di sejumlah daerah.

“Tagana  telah membentuk Kampung Siaga Bencana di 13 kabupaten 1 kota. Masyarakat sebagai garda terdepan dilatih tagana terkait bagaimana cara menghadapi situasi kebencanaan. Selain itu, masyarakat dilatih membantu petugas gabungan terhadap proses evakuasi warga di tempat terjadinya bencana alam,” ucapnya.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x