Alhasil, sebagian dari mereka harus tinggal di rumah kos. Salah satu gedung yang menyediakan jasa tersebut kos itu, tak lain adalah Kramat Raya 106 yang kala itu dikenal dengan sebutan Commensalen Huis.
Sejak 1908, Kramat Raya 106 telah dihuni oleh pemuda dan mahasiswa dari sekolah kedokteran School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Stovia) dan sekolah hukum Rechtsschool (RS). Sejak itu, pemuda lain berdatangan untuk turut indekos di sana.
Baca Juga: Hasil Liga Champions: Madrid Tertahan, Dua Tim Inggris Raih Poin Penuh
Baca Juga: Teks Sumpah Pemuda yang Tercantum dalam Poetoesan Congres Pemoeda 28 Oktober 1928
Kemudian, pada tahun 1925, anggota dari organisasi Jong Java mulai tinggal di rumah kos tersebut.
Pada tahun 1926, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, dan lain-lainya mulai menghuni gedung tersebut.
Sehari-harinya mereka sering melakukan diskusi bersama. Soekarno Bersama Algemeen Studie Club dari Bandung pun sering datang untuk membahas soal perjuangan dengan pemuda-pemuda lain yang tinggal di situ.
Baca Juga: Ini Daftar 10 Tokoh Pejuang yang Berperan dalam Lahirnya Sumpah Pemuda
Baca Juga: Teks Sumpah Pemuda yang Dihasilkan Kongres Pemuda II 27-28 Oktober 1928
Selain untuk berdiskusi politik, rumah itu juga digunakan sebagai lokasi latihan kesenian Langen Siswo, menjadi markas dan tempat latihan menari Jawa.
Sehabis makan malam bersama, mereka berdiskusi mengenai hal-hal di lingkungan masyarakat, mereka kemudian mendiskusikan masalah politik dan pergerakan mereka.