Keren, Siswa MAN 4 Bantul Kembangkan Pencacah Limbah Jagung Tenaga Surya Bagi Petani Bone

- 16 Oktober 2020, 08:58 WIB
Kegiatan pembuatan alat pencacah jagung MAN 4 Bantul, DI Yogyakarta.
Kegiatan pembuatan alat pencacah jagung MAN 4 Bantul, DI Yogyakarta. /Foto: Dok. Kemenag/

SEPUTARTANGSEL.COM – Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN ) 4 Bantul berhasil mengembangkan alat pencacah limbah jagung bertenaga surya.

Alat itu digunakan oleh para petani jagung, terutama pada lokasi pilot project pengembangan di kawasan Bone, Sulawesi Selatan.

Kepala MAN 4 Bantul Singgih Sampurno mengatakan, pengembangan alat pencacah jagung ini adalah kolaborasi tim riset MAN 4 Bantul dengan tim riset SMA Singaraja Bali.

Baca Juga: Pintar-pintar Manfaatkan Kesempatan, Pandemi Covid-19 Tingkatkan Peluang Bisnis Online

Program tersebut didukung oleh Astra Green 2020.

Dikutip Seputartangsel.com dari Kemenag, Kamis 15 Oktober 2020, Singgih menyebutkan, tim riset MAN 4 Bantul diikutkan dalam Program Maintenance dan Monitoring Bantuan Astra Green Energy di Bone Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Dampak Fenomena La Nina, 995 Rumah di Donggala Sulawesi Tengah Terendam Banjir

Sebelumnya, tim riset MAN 4 Bantul meraih bantuan dana Rp25 juta dari Astra untuk berpartisiasi dalam program yang berlangsung dari tanggal 8-14 Oktober 2020.

“Ini tentu sangat membanggakan bagi masyarakat atas capaian dan manfaat dari kegiatan lomba. Ini tentu memberi pengalaman berharga bagi para siswa juga,” ucapnya.

Diketahui, kegiatan tersebut diikuti sejumlah tim pendamping yakni, Dedy, Aditya, dan Munarsih.

Baca Juga: Valentino Rossi Positif Covid-19, Monster Energy Yamaha Mengambil Sikap Ini

Konstribusi MAN 4 Bantul dalam pengembangan alat ini berupa rangkaian panel surya yang disambungkan ke mesin pencacah limbah jagung, sebagai sumber energi utama.

Tujuan pengembangan alat ini adalah untuk membantu para petani jagung di daerah Bone, Sulawesi Selatan yang hampir setiap hari menghasilkan limbah jagung.

Baca Juga: Demo Omnibus Law UU Cipta Kerja Berlanjut, BEM-SI Akan Geruduk Istana Hari Ini

Alat ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat daerah terpencil.

Salah satu tim pendamping, Aditya, membeberkan bahwa alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat tersebut adalah mesin pencacah kompos 0,5 Hp, panel surya 150 wp, aki mobil Panasonic kering Mf 55D23L/70D23L 60AH, inverter 1000 watt, charger controller, material konstruksi, MCB,kabel PV 4 mm.

Tak hanya itu, kerja alat ini memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utama ramah lingkungan yang ditangkap oleh panel surya.

Baca Juga: Breaking News: Valentino Rossi Positif Covid-19, Absen di MotoGP Aragon

Sinar matahari itu diubah menjadi energy listrik yang dialirkan ke MCB sebagai penyambung dan pemutus aliran yang masuk ke inverter.

Dari inventer, energi listrik dialirkan ke alat pencacah langsung atau juka. Total biaya yang dihabiskan untuk membuat alat pencacah ini mencapai Rp14,9 juta untuk pengadaan komponen. ***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini