Pertumbuhan Ekonomi Negatif, Indonesia Hadapi Ancaman Resesi

- 16 Juni 2020, 21:05 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani.*
Menteri Keuangan Sri Mulyani.* //Dok. Kemenkeu/- Foto: Dok. Kemenkeu

Baca Juga: Longsoran Sampah TPA Cipeucang ke Sungai Cisadane Sudah Rampung Dikeruk

Sri Mulyani mengakui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 sangat berat.

Hal itu terlihat dari perlambatan, bahkan kontraksi ekonomi di berbagai sektor termasuk manufaktur.

Kondisi tersebut, jelas Sri Mulyani, juga turut mempengaruhi pemasukan negara melalui pajak.

Baca Juga: Siap Coblos? Nikita Mirzani Ancang-ancang Jadi Caleg DPR RI 2024

Kondisi terberat, lanjutnya, adalah pertumbuhan ekonomi di bulan April dan Mei. Sementara geliat ekonomi mulai menunjukan optimisme pada Juni 2020.

Meskipun begitu, geliat ekonomi di bulan Juni diperkirakan belum akan mendongkrak ekonomi Indonesia hingga di level positif pada triwulan III 2020.

Karena itu, sangat mungkin pertumbuhan negatif akan berjalan dalam 2 triwulan berturut-turut.

“Resesi itu kan jika dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif.  Kita berupaya untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi mendekati nol persen meskipun masih kontraksi. Dengan demikian, secara teknik Indonesia tidak tergolong mengalami resesi,” harap Sri Mulyani.

Baca Juga: Mikel Arteta Pede Pierre-Emerick Aubameyang Perpanjang Kontrak di Arsenal

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: Permenpan RB


Tags

Terkait

Terkini

x