Haris membeberkan, Kapolres Malang sedang mengawal para pemain Persebaya di ruang ganti ketika tragedi Kanjuruhan terjadi.
Bahkan, menurutnya Kapolres Malang merasa panik ketika tiba-tiba ada yang menembakan gas air mata untuk menghalau penonton.
Baca Juga: Dirut Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Mantan Karyawan Bongkar Borok LIB
"Kan seharusnya ada koordinasi antara Brimob yang di-BKO-kan, sedangkan itu kan wilayah dari Kapolres Malang. Seharusnya saat terjadi penembakan gas air mata atau apapun tindakan yang dilakukan kepolisian saat di Stadion Kanjuruhan, itu harus ada koordinasi dengan Pak Kapolres. Ini gak ada sama sekali, dia sama sekali gak tahu," terangnya.
Haris menduga, ada skenario yang sengaja disusun agar tragedi yang menewaskan ratusan suporter itu terjadi.
"Nah ini kan jadi bingung. Seperti ada skenario lain yang menginginkan adanya tragedi ini. Ini bingung ini," ucapnya.
Haris pun berharap agar Presiden Jokowi dan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyelidiki temuan ini.
Pasalnya, Haris mengaku akan tidak adil apabila Kapolres Malang dicopot akibat tragedi Kanjuruhan yang bahkan bukan kesalahannya.***