Terlebih menurut Amnesti Internasional, paparan gas air mata bisa menyebabkan sensasi terbakar serta memicu mata berair, batuk, sesak dada, gangguan pernapasan, dan iritasi kulit.
Belakangan viral informasi yang mengatakan polisi sengaja menggunakan buzzer terkait tragedi Kanjuruhan.
Informasi ini diunggah pertama kali oleh akun Twitter @almertarandha pada Senin, 3 Oktober 2022.
Dalam informasi tersebut, pemilik akun mengatakan ada yang sengaja mengirim rekaman suara atau voice note via chat WhatsApp yang berisi klarifikasi penjual warung di Stadion Kanjuruhan.
Dalam pernyataannya, penjual tersebut menuturkan banyaknya korban meninggal bukan disebabkan gas air mata yang digunakan polisi, melainkan penonton yang saling terhimpit.
"BUZZER PRO POLISI PAS TRAGEDI KANJURUHAN PAKE STRATEGI BARU.. ngirim voicenote yang ceritanya klarifikasi dari penjual warung di stadion, intinya meninggal banyak bukan gr2 gas air mata tapi sesama penonton yg "uyel2"an," tulis akun tersebut, dikutip SeputarTangsel.com pada Selasa, 4 Oktober 2022.
Namun setelah nomor telepon tersebut ditelusuri melalui aplikasi Get Contact, yang muncul adalah tukang pijat yang diketahui bernama Akim dan berdomisili di Bandung, Jawa Barat.
Padahal, menurut pemilik akun, dirinya tidak pernah mencari tukang pijat di Bandung.