Kejanggalan Kasus Penembakan Brigadir J, Tanggapan Mahfud MD hingga Luka Sayatan Korban

- 14 Juli 2022, 16:58 WIB
Kejanggalan Kasus Penembakan Brigadir J, Tanggapa Mahfud MD hingga Luka Sayatan Korban
Kejanggalan Kasus Penembakan Brigadir J, Tanggapa Mahfud MD hingga Luka Sayatan Korban /instagram/@mohmahfudmd

SEPUTARTANGSEL.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan tanggappan terhadap kasus penembakan Brigadir J oleh Bharada E, yang terjadi di kediaman Kadiv Propam, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Menanggapi kasus penembakan Brigadir J, Mahfud MD menyebutkan, banyak kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J akibat baku tembak antara dua personel polisi itu.

Mahfud MD mengungkapkan penanganan kasus penembakan Brigadir J tidak bisa dibiarkan mengalir begitu saja.

Baca Juga: 6 Fakta Kekalahan MS Glow dari Gugatan PS Glow

“Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas, hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya,” kata Mahfud, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Instagram @mohafudmd, Kamis 14 Juli 2022.

Mahfud MD mengungkapkan sejumlah wartawan yang menanyakan kasus penembakan di kediaman Kadiv Propam Polri, dan dia menilai langkah Kapolri sudah tepat.

"Sudah tepat yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dgn membentuk Tim investigasi yg terdiri orang-orang kredibel yg dipimpin oleh Komjen Gatot Eddy. Itu sdh mewakili sikap dan langkah Pemerintah sehingga Kemenko Polhukam akan mengawalnya," ungkapnya.

Penanganan kasus penembakan Brigadir J, dinilai Mahfud MD, mempertaruhkan kredibilitas Polri dan pemerintah.

Baca Juga: Rocky Gerung Soal Kejanggalan Tewasnya Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo: Ada yang Busuk

"Kredibilitas POLRI dan Pemerintah menjadi taruhan dalam kasus ini, sebab dalam lebih dari setahun terakhir, POLRI selalu mendapat penilaian atau persepsi positif yang tinggi dari publik, sesuai hasil berbagai lembagai survei," ungkap Mahfud MD

Mahfud MD menekankan kinerja positif pemerintah dikontribusi secara signifikan oleh bidang politik dan keamanan, serta penegakan hukum. Hasil survei terakhir Indikator Politik yg baru diumumkan kemarin misalnya mengatakan begitu.

"Sebagai Ketua Kompolnas, saya sudah berpesan kpd Sekretaris Kompolnas Benny J. Mamoto untuk aktif menelisik kasus ini guna membantu POLRI membuat perkara menjadi terang," ungkap Mahfud.

Menurutnya perkembangan kasus positif, karena Polri telah menggandeng Kompolnas dan Komnas HAM.

Baca Juga: Kesal Tak Ada Laporan Kejadian Penembakan Brigadir J, Ketua RT Ungkap Penggantian Decoder CCTV di Pos Satpam

"Perkembangannya bagus juga karena selain membentuk Tim, Kapolri juga sudah mengumumkan untuk menggandeng Kompolnas dan Komnas HAM guna mengungkap secara terang kasus ini," ungkpanya.

Namun demikian, seperti yang dipaparkan Mahfud MD, terdapat sejumlah kejanggalan dalam kasus baku tembak antara 2 polisi itu.

Brigadir J disebut tewas karena tertembak di TKP, namun keluarga mendapati banyak luka sayatan di tubuh korban.

Kejanggalan ini misalnya adanya luka sayatan di jasad Brigadir J yang tewas dalam baku tembak.

Baca Juga: Hersubeno Arief Bongkar Isu Liar Terkait Kematian Brigadir J, Ajudan Istri Irjen Ferdy Sambo

Pihak keluarga mengungkapkan terdapat sejumlah luka sayatan di jenazah mendiang yang diduga dari senjata tajam. Bibi dari Brigadir J, Rohani Simanjuntak mengungkapkan, luka tembakan di tubuh Brigadir J terlihat lebih dari satu. Luka tembak tersebut di antaranya di dada, tangan, dan leher.

Korban juga disebutkan mengalami luka senjata tajam di bagian mata, hidung, mulut, dan kakinya. Terkait luka sayatan itu, pihak Kepolisian hanya mengatakan itu terjadi akibat proyektil yang ditembakkan oleh Bharada E.

“Iya, itu sayatan itu akibat amunisi atau proyektil yang ditembakan Bharada E,” ujar Ramadhan, dikutip dari PMJNEWS.

Kemudian, adanya kejanggalan CCTV rusak yang diungkap Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.

Baca Juga: Rizal Ramli Bandingkan KKN Era Orba dan Kini: Sebagian Tokoh 98 Sesat Jalan

Budhi Herdi menyebutkan, seluruh kamera CCTV di rumah itu mati karena decoder-nya rusak.

Kendati demikian, Budhi belum bisa memastikan jumlah CCTV yang ada di rumah tersebut.

“Saya belum menghitung semuanya,” ucap dia.

Budhi sebelumnya juga mengungkapkan bahwa kamera CCTV di rumah Kadiv Propam mati sudah sejak dua minggu lalu. Meski tidak ada rekaman kamera CCTV, Budhi memastikan bahwa penyidik Polres Metro Jakarta Selatan terus menyelidiki kasus tersebut.

Baca Juga: CCTV di Kompleks Rumah Irjen Ferdy Sambo Diganti Sehari Setelah Insiden Penembakan, Ini Penjelasan Polisi

"Kami tidak berhenti sampai di situ. Secara scientific crime investigation kami berusaha untuk mengungkap, membuat terang peristiwa ini dengan mencari alat bukti lain," ungkap Budhi.***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini