Viral Ibu Butuh Ganja Medis untuk Anaknya yang Mengidap Celebral Palsy, Ini Kata Prof Zubairi Djoerban

- 29 Juni 2022, 13:19 WIB
Prof Zubairi Djoerban buka suara soal penggunaan ganja medis
Prof Zubairi Djoerban buka suara soal penggunaan ganja medis /Foto: Pixabay/7raysmarketing/

Lebih lanjut, Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan, meski sudah banyak studi terkait ganja, tetapi masih banyak hal yang belum diketahui tentang tanaman tersebut.

Termasuk bagaimana ganja berinteraksi dengan obat lain dan tubuh manusia.

"Banyak sekali studi tentang ganja. Beberapa bisa menjadi obat, namun masih banyak juga yang belum diketahui tentang tanaman ini dan bagaimana ia berinteraksi dengan obat lain serta tubuh manusia," tuturnya.

Ia menjelaskan, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat sudah menyetujui penggunaan obat ganja nabati, Epidiolex yang mengandung cannabidiol murni (CBD). 

Baca Juga: Legalisasi Ganja di Sejumlah Negara, di Indonesia Masih Termasuk Narkotika Golongan I

Obat ini terbuat dari tanaman ganja, serta digunakan untuk mengobati kejang dan kelainan genetik langka.

Selain itu,FDA juga telah menyetujui penggunaan dua obat sintetis Tetrahydrocannabinol (THC) untuk mengobati mual pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan meningkatkan nafsu makan pada pasien HIV/AIDS.

Zubairi menerangkan, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan obat ganja lebih baik, termasuk untuk mengatasi nyeri pada pasien kanker dan epilepsi.

Namun, menurutnya ganja medis bisa menjadi pilihan alternatif.

Baca Juga: Polres Metro Jakbar Sita Ratusan Kilogram Ganja Jaringan Lintas Sumatera-Jawa, Satu Pelaku Ditangkap

Halaman:

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini

x