SEPUTARTANGSEL.COM - Penyakit hepatitis akut misterius telah mengakibatkan tiga nyawa terenggut di Provinsi DKI Jakarta pada akhir April lalu.
Kasus kematian hepatitis akut misterius telah menyedot perhatian publik. Pemberitaan tentang hepatitis akut misterius pun ramai di media.
Bahkan ada narasi yang menyebutkan bahwa ada keterkaitan antara penyakit hepatitis akut misterius dengan vaksin Covid-19.
Berkaitan dengan informasi korelasi hepatitis dan vaksin Covid-19, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantahnya dan menyatakan berita tersebut bohong atau hoaks.
Kemenkes menjelaskan penyebab penyakit hepatitis akut belum diketahui secara pasti.
Kepala penelitian (Lead Scientist) hepatitis akut, Prof. dr. Hanifah Oswari, Sp. A(K) menjelaskan keterkaitan hepatitis dan vaksin Covid-19 adalah kekeliruan.
Baca Juga: Kemenkes Sebut Trend Kasus Covid-19 Nasional Menurun, WHO sebut Karena Sebagian Mengurangi Pengujian
“Kejadian ini (hepatitis akut) dihubungkan dengan vaksin Covid-19 itu tidak benar," ungkap Prof Hanifah dikutip SeputarTangsel.Com dari kemkes.go.id pada Senin 9 Mei 2022.
Prof Hanifah menjelaskan bahwa sampai saat ini juga belum ada bukti yang menunjukkan adanya kaitan penyakit Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya dengan virus Covid-19.
Hanya saja, adanya kejadian yang koinsiden (bersamaan).
Baca Juga: Kemenkes Klaim Angka Kesembuhan Covid-19 Meningkat, Satgas: Pencabutan Status Pandemi Tidak Benar
"Karena kejadian saat ini tidak ada bukti bahwa itu berhubungan dengan vaksinasi Covid-19,” ujarnya.
Pemerintah masih terus melakukan observasi dan penelitian terhadap penyakit hepatitis akut itu.
Kemenkes terus melakukan upaya peningkatan kewaspadaan, pencegahan, serta pengendalian Infeksi Hepatitis Akut pada Anak.
Selanjutnya, pemerintah telah menerapkan beberapa kebijakan, di antaranya dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Kemenkes juga merujuk dua laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen, yakni laboratorium Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso dan Laboratorium Fakultas Kedokteran UI.
Pemerintah telah meminta seluruh tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi, khususnya untuk infeksi virus.
Di samping itu, diharapkan adanya rumah sakit rujukan di setiap Kabupaten untuk penanganan kasus hepatitis akut misterius ini.***