Ridwan Kamil Sepakat Usulan Hentikan Operasional KRL Commuter Line

- 9 Mei 2020, 12:47 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil. /- Foto: Dok Humas Pemprov Jabar

SEPUTARTANGSEL.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil sepakat dengan usulan penghentian operasional Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line untuk mencegah penularan wabah Covid-19.

Ridwan beralasan, yang jadi problem adalah OTG (Orang Tanpa Gejala).

"Jadi, walau sudah ada protokol kesehatan (di KRL), OTG ini tidak ketahuan padahal ada virus," ungkap Ridwan dalam siaran persnya yang dilansir Antara, Sabtu 9 Mei 2020.

Baca Juga: Produsen AS Turunkan Produksi, Harga Minyak Dunia Melonjak

Ridwan juga menyoroti kantor-kantor yang masih buka di DKI Jakarta.

"Yang menjadi fundamental juga adalah yang mencari nafkah di Jakarta, selama kantornya memang masih buka, maka alasan dia untuk bepergian itu tidak bisa dihindari," tambah Ridwan.

Menurut Ridwan, Pemerintah Provinsi Jabar, DKI Jakarta, dan Banten sepakat mengusulkan pengendalian penyebaran Covid-19 di KRL Commuter Line ke pemerintah pusat usai ditemukannya penumpang positif Covid-19 di KRL.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Sabtu 9 Mei 2020: DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

Hal itu, jelasnya, dibahas dalam video conference bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan bupati/wali kota Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Bodetabek) serta Sekretaris Daerah Provinsi Banten.

Sebelum ini, usulan penghentian operasi KRL Commuter Line sudah disampaikan sejumlah pimpinan Kabupaten/Kota.

Namun, usulan itu ditolak Menhub ad interim Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Hacker Habiskan 8 Tahun Retas Ribuan Perangkat Hanya Untuk Unduh Anime

Ridwan menilai, KRL yang merupakan tempat berkerumunnya warga itu, identik dengan sifat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang menyebar melalui kerumunan orang.

"Kita tahu Covid-19 ini penyakit kerumunan. Di mana ada kerumunan, di situ ada Covid-19. Nah, salah satu kelompok kerumunan adalah KRL," kata Ridwan.

Untuk itu, Ridwan meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pemda Bodetabek mengusulkan kembali penghentian operasional KRL berdasarkan data dan fakta penyebaran Covid-19 di layanan transportasi publik.

"Pertama, aspirasi awal dari Pemda Provinsi DKI Jakarta, yang akan diperkuat oleh para bupati/wali kota (Bodetabek) sebagai penyangga Ibu Kota," ujarnya.

Baca Juga: YouTuber Ferdian Paleka Tersangka, Diancam 12 Tahun Penjara Gara-gara Video Prank

Selain itu, Ridwan meminta Pemprov DKI Jakarta membuat kebijakan untuk perusahaan yang masih beroperasi di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mendata karyawannya yang tinggal di luar Jakarta.

Dengan demikian, didapat data jumlah penumpang KRL sekaligus mempermudah aturan yang dibuat.

Selain itu, dengan penerapan PSBB di Jabodetabek, Ridwan mengusulkan dua opsi bagi perusahaan yang masih ingin beroperasi saat PSBB.

Baca Juga: Salurkan Bansos di Tangsel, Sekjen Kemensos: Yang Belum Terdata, Hubungi Pihak Terkait

Pertama, perusahaan menyediakan kendaraan antar jemput karyawan.

Kedua, perusahaan menggelar tes metode Polymerase Chain Reaction (PCR) secara mandiri.

Hasil tes tersebut bisa menjadi dasar keputusan dibuka atau ditutupnya perusahaan.

Apabila hasilnya menunjukkan perusahaan bebas Covid-19, maka perusahaan tersebut bisa dibuka.

Sebaliknya, apabila ada karyawan yang positif Covid-19, maka perusahaan itu harus berhenti beroperasi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

. Salurkan Bansos di Tangsel, Sekjen Kemensos: Yang Belum Terdata, Hubungi Pihak Terkait . SEPUTARTANGSEL.COM - Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia menyalurkan bantuan sosial (bansos) tahap pertama sembako dari Presiden di Kota Tangsel. . Sebanyak 75.961 warga Tangsel terdata dalam daftar penerima. . "Kami berpesan jika ada yang tidak terdata atau masuk dalam bansos maupun PKH dan sebaliknya bisa dievaluasi dan bisa diisi datanya kepada pihak terkait, jadi tidak perlu khawatir," ujar Sekjen Kemensos RI, Hartono Laras, dalam acara penyerahan bantuan di Balai Warga RW 08, Rempoa, Ciputat Timur, Tangsel, Jumat 8 Me 2020. . Hartono menjelaskan, penyaluran bansos sembako dari Presiden ini merupakan tahap pertama setelah DKI Jakarta. . "Untuk bantuan sembako ini dimulai di tiga kelurahan terlebih dahulu yakni Rempoa, Cirendeu, dan Pisangan, sisanya akan dilakukan ditahap kedua," ungkapnya. . Kota Tangsel dinilai Hartono sangat aktif memverifikasi data terpadu kesejahteraan sosial. . Data tersebut memudahkan pihak Kemensos untuk menyalurkan bantuan sosial, seperti untuk PKH sebanyak 7 ribu, bantuan non tunai sebanyak 12.182 ditambah 6.878 dan untuk bantuan sembako Presiden ini sebanyak 75.961. . Hartono berharap bantuan ini bermanfaat. Selanjutnya, penyaluran akan dilakukan 6 kali dan diharapkan tepat sasaran. . Merespons Hartono, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany menyatakan pihaknya sangat terbuka pada tahap pertama ini. . "Bagi yang belum tercatat bisa menghubungi hotline kami dan tim verifikasi dinas sosial, mereka akan memastikan warga yang belum terdata, kita ambil hikmahnya, semoga kita bisa lulus ujian ini," singkatnya. . Sebagaimana diberitakan Pemkot Tangsel menyiapkan Hotline Pengaduan Bantuan Sosial di nomor telepon 0877-830-5424 dan 0822-4683-0090. . Sementara itu, Kepala Dinas Sosail Tangsel Wahyunoto Lukman menjelaskan, untuk bansos sembako Presiden ini, Tangsel memiliki kuota sebanyak 75 ribu penerima. . "Usulan yang sudah disampaikan sampai saat ini sebanyak 62 ribu dan inilah yang akan disalurkan terlebih dahulu," jelasnya. (*) . cek seputartangsel.com (link di bio) . . . #bansostangsel #coronatangsel #covid19tangsel #seputartangselcom

A post shared by Seputar Tangsel (@seputartangsel) on

(*)

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: Permenpan RB


Tags

Terkait

Terkini

x