Skenario Sangat Berat: Covid-19 Tak Terbendung, Kemiskinan Meningkat di Perkotaan

- 5 Mei 2020, 13:35 WIB
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (tengah), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) dan Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan) di Ruang Pansus C Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Selasa 18 Februari 2020.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (tengah), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) dan Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan) di Ruang Pansus C Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Selasa 18 Februari 2020. /- Foto: ANTARA/ Abdu Faisal

SEPUTARTANGSEL.COM - Perekonomian Indonesia akan menghadapi tantangan dalam tiga skenario, berat, lebih berat, dan sangat berat.

Hal ini diprediksikan oleh Akhmad Akbar Susamto, ekonom dari lembaga ekonomi kajian Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia.

Akbar mengatakan, jumlah penduduk miskin di Indonesia akan mengalami kenaikan pada triwulan II 2020.

Baca Juga: Rekor Baru: Positif Covid-19 Tambah 484 Kasus Sehari, Pemerintah Klaim Bisa kendalikan

Potensi peningkatan jumlah penduduk miskin ini terjadi akibat dari dampak pandemi Covid-19.

“Pandemi COVID-19 tak hanya berpotensi menghilangkan lapangan kerja dalam jumlah besar tetapi juga meningkatkan kemiskinan secara masif,” katanya dalam keterangan resmi seperti dikutip Antara, Selasa 5 Mei 2020.

Akbar menjelaskan, peningkatan penduduk miskin berpotensi terjadi, sebab mayoritas penduduk memiliki tingkat kesejahteraan mendekati batas kemiskinan.

Ia menyebutkan, penduduk yang dengan tingkat kesejahteraan di bawah garis kemiskinan cenderung menurun, yaitu sebanyak 25,2 juta jiwa atau sama dengan 9,4 pesren dari keseluruhan dari penduduk Indonesia.

Baca Juga: Cek Fakta: Pemerintah Memberikan 10 GB Kuota Internet Gratis?

Namun, jumlah penduduk yang rentan terhadap kemiskinan mencapai angka 66,7 juta jiwa atau sama dengan 25 persen dari total penduduk Indonesia.

“Masyarakat golongan rentan dan hampir miskin ini umumnya bekerja di sektor informal dan banyak yang sangat bergantung pada bantuan-bantuan pemerintah,” ujarnya.

Ia menambahkan, jika bantuan sosial pemerintah yang didistribusikan kepada masyarakat tidak mencukupi atau datang terlambat, maka masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan akan berpotensi jatuh ke bawah garis kemiskinan.

Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Menhub Budi Karya Sumadi Mulai Aktif Lagi

Akbar menjelaskan, ada tiga skenario peningkatan kemiskinan di Indonesia saat ini.

Skenario berat, penduduk miskin berpotensi meningkat 5,2 juta hingga 12,3 juta jiwa.

Di antaranya, 3 juta masyarakat perkotaan dan 2,6 juta masyarakat di pedesaan.

Sehingga, jumlah total mencapai 30,8 juta orang atau setara dengan 11,7 persen dari total penduduk Indonesia.

Skenario ini dibangun berdasarkan asumsi penyebaran Covid-19 yang diprediksi akan keluar pada Mei 2020.

Baca Juga: Breaking News: Ambyar, Lord of Broken Hearts Didi Kempot Meninggal

Namun, tidak sampai memburuk, sehingga kebijakan PSBB hanya akan diterapkan di beberapa wilayah pulau Jawa dan beberapa di luar Jawa.

Skenario lebih berat, yaitu penduduk miskin berpotensi bertambah 8,25 juta jiwa.

Di antaranya 6 juta masyarakat di perkotaan dan 2,8 juta jiwa masyarakat di pedesaan.

Sehingga, jumlah ini akan sampai pada angka 33,9 juta jiwa atau setara dengan 12,8 persen dari total penduduk Indonesia.

Baca Juga: Atasi Kecemasan Saat Pandemi Covid-19, Emma Stone: Aku Hanya Menulis

Skenario ini dibangun berdasarkan asumsi penyebaran Covid-19 yang diprediksi akan keluar pada Mei 2020.

Namun, tidak sampai memburuk, sehingga kebijakan PSBB hanya akan diterapkan di banyak wilayah pulau Jawa dan beberapa di luar Jawa.

Skenario sangat berat, yaitu penduduk miskin berpotensi bertambah 12,2 juta jiwa.

Di antaranya 9,7 juta masyarakat di perkotaan dan 3 juta jiwa masyarakat di pedesaan.

Baca Juga: Mobil dr Tirta Dibobol di BSD Tangsel, Laptop dan Dokumen Uji Hazmat Raib

Sehingga, jumlah ini akan sampai pada angka 37,9 juta jiwa atau setara dengan 14,35 persen dari total penduduk Indonesia.

Skenario ini dibangun berdasarkan asumsi bahwa penyebaran Covid-19 sudah tak terbendung.

Sehingga, kebijakan PSBB diberlakukan secara menyeluruh, baik di pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa, dengan standar yang sangat ketat.

Dengan ketiga skenario tersebut, Akbar mengatakan potensi kemiskinan lebih besar di wilayah perkotaan, sebab penyebaran Covid-19 berpusat di perkotaan.

Baca Juga: Berita Baik: Sehari, Tambah 21 Pasien Covid-19 Sembuh di Tangsel

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

. Mobil Dokter Tirta Dibobol di BSD Tangsel, Laptop dan Dokumen Uji Hazmat Raib . SEPUTARTANGSEL.COM - Musibah menimpa Dokter Tirta Mandira Hudhi, influencer yang lebih dikenal dengan panggilan dr Tirta. . Kaca mobil BMW E60 miliknya dibobol penjahat saat parkir di depan sebuah minimarket di BSD, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin 4 Mei sekitar pukul 19.00. . "Ambyar boskuuuu. Mumet ndaskuuuuu," cuit Tirta di akun twitter @tirta_hudhi dengan menyertakan foto kaca samping kiri belakang mobilnya yang dibobol maling. . Menurut Tirta, pelaku mengambil laptop dan beberapa amplop dokumen. . "Yang hilang merupakan laptop acer berisi dokumen penting, dan beberapa amplop berisi surat hasil uji hazmat lokal dari @BPPT_RI," cuit Tirta. . Sejumlah netizen mengomentari postingan Tirta menduga yang dialami Tirta bukan kejahatan biasa. . Namun, Tirta menampik dugaan tersebut. . "Saya dan tim tidak mau menyangkut-nyangkutkan ini dengan konspirasi. Intinya kejahatan ada. Hati-hati. Kami ceroboh, karena kami berpikir beli minuman untuk batal puasa, cuma sebentar. Eh jebol juga," jelas Tirta melalui akun twitternya. . selengkapnya cek seputartangsel.com (link di bio) . . . #drtirta #kriminalitastangsel #bsdcity #serpong #coronatangsel #covidtangsel #viruscorona #covid19 #tangsel #tangerang #tangerangselatan #seputartangsel #seputartangselcom .

A post shared by Seputar Tangsel (@seputartangsel) on

 (*)

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: Permenpan RB


Tags

Terkait

Terkini