"Yang jalan-jalan ke luar negeri siapa, yang disalahin siapa, yang jadi korban siapa. Lelah hayati," kata akun @Aksaraterindah.
"Antara mau marah, kesel, dan jengkel sama mereka. Tapi apalah daya kita-kita yang nggak ke mana-mana. Akhirnya kena imbasnya juga yang finally cuma bisa manut aja. Padahal baru aja seneng, ketemu siswa selama PTM 1 bulan ini," ucap akun @siBontotsepuluh.
Beberapa netizen lain mengungkapkan secara tersirat keinginan agar PTM tidak dihentikan lagi. Kasihan anak-anak dan orang tua yang kesulitan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"PJJ bagi sekolah di pingiran yang orang tuanya belum mengenal smartphone, itu memusingkan bagi guru. Boro-boro Zoom, WA aja nggak ngerti. Dikasih tugas, ortunya yang negrjain, Saat ketemu langsung, anaknya ngah ngoh nggak ngerti apa-apa. Bingung," kata akun @SirNetijen.
Baca Juga: 8 Gejala Khas Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron, Penting untuk Diketahui
Sementara itu @Boedi_boe menceritakan, di sekolah anaknya sudah PTM sejak lama secara bertahap. Angka kejadian Covid-19 di sekolah tersebut juga relatif rendah.
" Jadi anakku aktif PTM sudah setahu lebih kali," kisah akun @Boedi_boe.***