Soal Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat, Dokter Eva: Keterlaluan Sekali, Semoga Dapat Balasan Setimpal

- 25 Januari 2022, 11:58 WIB
Dokter Eva Sri Diana Chaniago menanggapi temuan kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat.
Dokter Eva Sri Diana Chaniago menanggapi temuan kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat. /Foto: Instagram/@sridianachaniago/Instagram/@sridianachaniago

SEPUTARTANGSEL.COM - Munculnya temuan kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin usai terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat heboh publik.

Penemuan kerangkeng manusia itu pun turut ditanggapi oleh Dokter Eva Sri Diana Chaniago.

Dokter Eva berusaha mengonfirmasi terkait kebenaran kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat tersebut.

Baca Juga: Temukan Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat, Migrant CARE Minta Komnas HAM Usut Tuntas Perbudakan Modern

Hal itu diungkapkan oleh Dokter Eva melalui cuitan di akun Twitter @EvaSriDiana_Dr pada Selasa, 25 Januari 2022.

"Apa ini benar?" tanya Dokter Eva.

Dokter Eva tidak habis pikir dengan adanya kerangkeng manusia yang menunjukkan adanya perbudakan modern yang dilakukan oleh Bupati Langkat itu dan menyebutkan sebagai tindakan yang keterlaluan.

Tak hanya itu, dia juga berharap pelaku yang melakukan tindakan perbudakan modern dengan kerangkeng manusia tersebut akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Baca Juga: Setelah Kabar Ditemukan Kerangkeng di Rumahnya, Gus Umar Sebut Bupati Langkat Harus Dihukum Mati

"Keterlaluan sekali, Smoga mendapat balasan setimpal," ujarnya.

Selain itu, Dokter Eva juga mempertanyakan kemungkinan ada pelaku lain yang turut berperan dalam perbudakan modern tersebut.

"Dan apa mungkin ada pelaku yg lain?" ucapnya.

Sebelumnya, publik dihebohkan dengan penemuan kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Parangin Angin usai terkena OTT KPK yang diungkap oleh Migrant CARE.

Baca Juga: Tanggapi Perbudakan Modern Ala Bupati Langkat, Susi Pudjiastuti: Keji dan Tidak Berperikemanusiaan

Dalam laporannya, Migrant CARE mengungkap ada dua sel di dalam rumah Bupati Langkat yang digunakan untuk memenjarakan sebanyak 40 orang pekerja setelah mereka bekerja.

Oleh karena itu, Migrant CARE menuntut Komnas HAM untuk mengusut perbudakan modern tersebut diusut dengan tuntas karena bertentangan dengan UU No 5 tahun 1998 yang diratifikasi Pemerintah Indonesia pada 28 September 1998.***

Editor: Asep Saripudin


Tags

Terkait

Terkini

x